*) Tulisan ini pernah dimuat pada Majalah Tabligh edisi No. 12/XV - Rabiul Akhir 1440 H / Desember 2018 M
New
Artikel
Kolom Guru
Prestasi
Agenda Sekolah
Info Pendaftaran
*) Tulisan ini pernah dimuat pada Majalah Tabligh edisi No. 12/XV - Rabiul Akhir 1440 H / Desember 2018 M
Santri SMP Imam Syuhodo Ikuti Baitul Arqam dan Studi Profesi
By: SMP Imam Syuhodo on November 29, 2018 / comment : 0 Berita, New
SMP Imam Syuhodo Raih 3 Medali dalam Kejurda Tapak Suci 2018
By: SMP Imam Syuhodo on November 13, 2018 / comment : 0 Berita, New, Prestasi

Sukoharjo - Pada momentum hari pahlawan 10 November 2018, SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo merasa bangga dengan lahirnya para pahlawan yang telah mengharumkan nama sekolah di tingkat kabupaten dalam ajang Kejurda Tapak Suci Putera Muhammadiyah Kabupaten Sukoharjo ke-3 tahun 2018, Jumat-Ahad (9-11/11/2018).

Meskipun belum dapat meraih medali emas, Wakil Kepala SMP Imam Syuhodo Muh. Fatkhul Hajri, S.Pd sangat bersyukur dengan prestasi yang diraih para santrinya tersebut.
“Di usianya yang masih baru, santri-santri sekolah kami sudah menorehkan prestasi yang cukup membanggakan. Mengingat Kejurda ini adalah pengalaman pertama bagi santri-santri SMP Imam Syuhodo,” ungkapnya.

Salah satu wali santri yang purtinya ikut serta dalam kejurda merasa terharu dengan prestasi yang diraih putrinya.
Edukasi Bendera Tauhid di SMP Imam Syuhodo
By: SMP Imam Syuhodo on Oktober 24, 2018 / comment : 0 New
SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo Buka Pendaftaran Santri Baru 2019/2020
By: SMP Imam Syuhodo on Oktober 23, 2018 / comment : 0 Info Pendaftaran, New
SMP MUHAMMADIYAH IMAM SYUHODO
TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020
- Uang Dana Pengembangan (UDP)
Total Pembiayaan*)
- Alumni : Rp 3.800.000
- Non Alumni : Rp 4.800.000
*) Keterangan: Pembiayaan tersebut adalah untuk pendaftaran Gelombang 1
Membumikan Korps Mubaligh Muhammadiyah
By: Imam Syuhodo TV on Oktober 15, 2018 / comment : 0 Artikel
Oleh: M. Nasri Dini
Sebelumnya, penulis sempat membaca broadcast
yang tersebar via WA berisi nama-nama anggota KMM tingkat pusat (nasional) di
mana Ustadz Syamsul Hidayat sebagai ketua dan Mas Fida ‘Afif, S.Hum sebagai
sekretaris. Daftar anggota KMM tersebut terdapat nama-nama yang tidak asing
bagi warga Muhammadiyah maupun kaum muslimin di Indonesia seperti Ust. Adi
Hidayat, Lc, M.A; Ust. Bachtiar Nasir, Lc, M.M; Ust. Dr. Fahmi Salim, Lc, M.A;
Ust. Syakir Jamaluddin, M.A, Ust. Drs. Syihabuddin Abu Deedat, M.A dan masih
banyak yang lainnya.
Hal ini menggembirakan. Karena Muhammadiyah
yang sangat besar ini tentu mempunyai ratusan bahkan ribuan mubaligh yang sudah
selayaknya diorganisir dengan rapi. Namun yang masih menjadi pertanyaan bagi
kami di akar rumput, sejauh mana efektifitas pembentukan KMM di tingkat pusat
ini? Bagaimana regulasi dan sistem yang akan dijalankan? Bagaimana pula warga
Muhammadiyah di tingkat Daerah, Cabang dan Ranting bisa mengakses para mubaligh
tersebut? Karena kebijakan ini sama saja dengan fatamorgana semata jika
ternyata hanya memampang daftar nama populer saja tanpa bisa diakses.
Sebelum peluncuran KMM Nasional ini,
penulis sudah pernah mendengar tentang KMM dan KM3 (Korps Mubaligh Muda
Muhammadiyah/Korps Mubaligh Mahasiswa Muhammadiyah). Melalui tulisan sederhana
ini, penulis akan sedikit memberikan gambaran betapa warga Muhammadiyah
sesungguhnya sangat haus dengan siraman ruhiyah utamanya dari mubaligh-mubaligh
Muhammadiyah, atau minimal sejalan dengan Muhammadiyah.
Sekira setahun yang lalu, Majelis
Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Blimbing Sukoharjo juga telah membentuk
KMM di tingkat cabang, hal ini tidak lain karena kebutuhan mubaligh sangat
besar. Selama ini para Pimpinan Ranting Muhammadiyah di Cabang Blimbing atau
kaum muslimin secara umum biasanya langsung menghubungi personal jika
membutuhkan mubaligh untuk mengisi di masjid atau pengajian yang mereka kelola.
Melihat kondisi tersebut, Majelis Tabligh PCM Blimbing kemudian membentuk KMM
dengan proses kurang lebih sebagai berikut:
1. Perekrutan Anggota
Muhammadiyah Cabang Blimbing sebenarnya
memiliki banyak SDM mubaligh. Hanya saja belum ada wadah yang bisa memanajemen
mereka agar bisa berdakwah dengan teorganisir. Maka Majelis Tabligh PCM
Blimbing pun membuka rekrutmen mubaligh untuk dimasukkan sebagai anggota KMM
Cabang Blimbing. Sudah dua angkatan rekrutmen dan saat ini ada sekitar 120
mubaligh yang tergabung dalam KMM. Rekrutmen anggota KMM ini dilakukan oleh
setiap ranting, salah satu syaratnya mubaligh tersebut sudah terbiasa mengisi
pengajian. Sehingga Majelis Tabligh hanya tinggal memoles saja agar pada
mubaligh tersebut lebih meningkat secara kapabililas.
2. Pembekalan Awal KMM
Setelah proses rekrutmen, selanjutnya
yang dilakukan oleh Majelis Tabligh adalah menggelar acara pembekalan. Ini
dilakukan untuk menyamakan persepsi para mubaligh agar sejalan dengan visi amar
makruf nahi munkar Muhammadiyah. Juga diberikan materi-materi ketablighan. Pada
angkatan pertama, pembekalan KMM diberikan materi berupa: Kaderisasi Dakwah
(Dr. KH. Ari Anshori, M.A - Ketua Majelis Pendidikan Kader PP Muhammadiyah);
Retorika Dakwah (KH. Yunus Muhammadi - Ketua ITMAM Pusat); Stratergi Sukses
Dakwah (KH. Ihsan Saifudin, S.Ag - Ketua Majelis Tabligh PDM Sukoharjo); Dakwah
Fardiyah (Ust. Sahadi Abu Azzamain - Wakil Ketua Majelis Tarjih PDM Sukoharjo);
Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (KH. Sholahuddin Sirizar, Lc,
M.A - Direktur PonPes Imam Syuhodo); dan Tahsinul Qiroah (Ust. Qiqin Afandi -
Wakil Ketua PCM Blimbing).
Sedangkan pada angkatan kedua, tema dan
pemateri adalah sebagai berikut: Kaderisasi Dakwah (Ust. Sahadi Abu Azzamin);
Istiqamah dalam Dakwah (KH. Ihsan Saefuddin, S.Ag); Dakwah Fardiyah (KH.
Danusiri, M.Ag - Ketua Majelis Tabligh PWM Jawa Tengah); Membedah Pedoman Hidup
Islami Warga Muhammadiyah (KH. Sholahuddin Sirizar, Lc, M.A); Strategi Dakwah (Dr.
KH. Okrisal Eka Putra, Lc, M.A - Sekretaris Majelis Tabligh PP Muhammadiyah);
Retorika Dakwah (KH. Yunus Muhammadi); dan Tahsinul Qiroah (Ustadz Faruqq
Setiawan, S.Pd.I - Sekretaris Majelis Tarjih
PCM Blimbing).
3. Pemetaan Masjid Sasaran
Dengan mubaligh yang siap diterjunkan ke
medan dakwah, Majelis Tabligh PCM Blimbing mensosialisasikan kepada ranting
yang membutuhkan mubaligh untuk mengajukan permohonan kepada Majelis Tabligh.
Awalnya, setiap ranting dijatah satu masjid untuk tempat tugas anggota KMM.
Tapi ternyata antusiasme takmir masjid sangat besar, sehingga masjid yang
didaftarkan ke Majelis Tabligh pun jumlahnya bervariasi sesuai kebutuhan.
Karena banyaknya masjid dan KMM angkatan satu kurang maksimal, maka dibuka
pendaftarang KMM angkatan kedua. Hingga saat ini, Majelis Tabligh sementara
menyetop masjid yang mengajukan permohonan mubaligh, karena sudah lebih 80
masjid, sedangkan tidak semua anggota KMM bisa berangkat ke tiap masjid
tersebut sendirian. Karena ada beberapa personil KMM yang memang secara usia
sudah cukup tua, sehingga diperlukan pendamping yang juga anggota KMM.
4. Penugasan Anggota
Dari 120an mubaligh anggota KMM Cabang
Blimbing, mereka ditugaskan rutin setiap pekan sekali. Mayoritas masjid di
ranting menghendaki waktunya setiap Kamis malam Jumat, bakda Maghrib atau bakda
Isyak. Maka para anggota KMM tersebut berkeliling dari masjid satu di pekan ini
ke masjid yang lain di pekan berikutnya, begitu seterusnya. Selain pengajian rutin
dari masjid ke masjid, anggota KMM juga mengisi khutbah Jumat, khutbah shalat
Idul Fitri dan Idul Adha, pengajian Aisyiyah dan pengajian lain sesuai
permintaan. Semua tugas tersebut diorganisir dan dijadwalkan oleh koordinator
KMM Cabang Blimbing.
5. Evaluasi dan Pembekalan Rutin
Setelah menjalankan tugas, anggota KMM
Cabang Blimbing juga rutin mengikuti pembekalan setiap pekan. Hal ini dilakukan
agar para anggota KMM tersebut semakin berkembang dari hari ke hari. Ibarat
ponsel, anggota KMM juga perlu untuk dicas setiap pekan sekali agar baterainya
selalu full. Pembekalan pekanan ini diadakan setiap hari Kamis malam Jumat dari
jam delapan hingga sepuluh malam. Selain pembekalan rutin, anggota KMM juga
senantiasa melakukan evaluasi, agar dakwahnya dari hari ke hari semakin baik.
Evaluasi mubaligh ini dilakukan oleh sesama mubaligh, atau oleh Majelis Tabligh
PCM Blimbing sebagai payung organisasi di atasnya.
Penutup
Inilah program KMM yang sudah berjalan
di Cabang Blimbing. Cabang, Daerah dan Wilayah lain tentu juga punya pola
sendiri-sendiri dalam mengelola para mubaligh di wilayah dakwahnya
masing-masing. Maka sudah selayaknya KMM Nasional juga harus punya pola yang
bisa dijalankan agar program KMM ini bisa lebih dirasakan manfaatnya secara
konkrit di masyarakat. Setelah tingkat pusat, tentu Majelis Tabligh Muhammadiyah
di setiap jenjang kepemimpinan harus didorong untuk membentuk dan mengorganisir
KMM. Karena di Cabang Blimbing yang secara kasat mata telah terdapat puluhan
dan ratusan mubaligh saja, ternyata oleh masjid-masjid di tingkat ranting
masing dianggap kurang SDM mubalighnya. Beberapa masjid ranting Muhammadiyah
yang merasa tidak diperhatikan pun pada akhirnya ada yang diisi oleh
mubaligh-mubaligh luar Muhammadiyah, meskipun mereka juga masih sangat berharap
mubaligh Muhammadiyah bisa mengisi di tempat mereka. Lantas bagaimana dengan
nasib dakwah di tempat-tempat terpencil?! Tentu kebutuhan akan semakin banyak
dan tantangan dakwah pun semakin komplek. Semoga KMM ini bisa benar-benar
membumi, sehingga seperti harapan Ustadz Syamsul dalam tulisannya, kebangkitan
gerakan Tabligh Muhammadiyah yang mengusung paham Islam berkemajuan akan
mengawal kokohnya Indonesia yang berkeadaban. Wallahu a’lam
Meneladani Hijrahnya Umat Terdahulu
By: Imam Syuhodo TV on September 10, 2018 / comment : 0 Artikel
Oleh: M. Nasri Dini
Saat kita menengok kembali lembaran
sejarah, akan banyak kita temui umat terdahulu dari kalangan pengikut para Nabi
dan Rasul yang menjadikan hijrah sebagai salah satu langkah dari
langkah-langkah dakwah mereka. Beberapa diantaranya seperti yang disebutkan
oleh DR. Ahzami Samiun Jazuli dalam bukunya “Al-Hijrah fi Al-Qur’an al-Karim”
yang sudah diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa Indonesia dengan judul
“Hijrah dalam Pandangan Al-Qur’an”. Dalam buku tersebut penulis menyuguhkan peristiwa
hijrah sesuai dengan sejarah yang dialami oleh para umat Nabi terdahulu,
Ashabul Kahfi sampai hijrahnya Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam. Diantara
peristiwa hijrah tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Hijrahnya Nabi Ibrahim
Dalam dakwahnya Nabi Ibrahim ‘alaihis
salam berusaha mencurahkan seluruh kemampuannya untuk mengajak penguasa (Raja
Namrudz la’natullah ‘alaih) dan kaumnya (termasuk juga ayahnya) untuk berpindah
dari menyembah berhala kepada menyembah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Karena dakwahnya yang tegas
tersebut, penguasa yang juga memposisikan dirinya sebagai thaghut (sesembahan
selain Allah Subhanahu wa Ta’ala) akhirnya membakar Nabi Ibrahim ‘alaihis salam.
Setelah peristiwa pembakaran yang ternyata pada akhirnya diselamatkan oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala itulah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam menetapkan diri untuk
berhijrah. Hal ini dapat dilihat dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah
negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia.” (Q.S. al-Anbiya’ [21]: 71)
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang
lain: “Dan Ibrahim berkata: “Sesungguhnya aku pergi
menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” (Q.S. Ash-Shafat [37]: 99)
Nabi Ibrahim ‘alaihis salam berhijrah
setidaknya sebanyak empat kali. Pertama, dari Babilonia (tempat asal beliau) ke
Syam (Palestina). Dalam hijrah pertama ini Nabi Ibrahim ‘alaihis salam hanya
ditemani Sarah istrinya dan keponakannya Luth bin Harun ‘alaihis salam. Kedua,
dari Syam ke Mesir. Ketiga, dari Mesir kembali lagi ke Syam dan yang keempat, dari
Syam menuju Hijaz. Di Hijaz inilah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam (bersama
putranya, Ismail ‘alaihis salam) membagun kembali Ka’bah (baitullah). Setelah
beberapa saat di Hijaz, Nabi Ibrahim ‘alaihis salam kembali lagi ke Syam
(Palestina) hingga wafat menjemput beliau dalam usia duaratus tahun.
2.
Hijrahnya Nabi Luth
Nabi Luth ‘alaihis salam awalnya hijrah
bersama Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dari Babilonia (sekarang Iraq) ke negeri
Syam. Kemudian Nabi Ibrahim ‘alaihis salam mengutus Luth ‘alaihis salam ke
negeri Sadum. Kaum Sadum adalah orang-orang yang akhlaknya sangat buruk dan
gemar melakukan dosa. Nabi Luth ‘alaihis salam diutus untuk mendakwahi dan
menyeru mereka untuk kembali ke jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bertauhid,
beribadah dan meninggalkan segala kemaksiatan yang dilakukan kaumnya.
Namun kaum Sadum menolak dakwah
Nabi Luth ‘alaihis salam dan bersikeras dengan kemaksiatan yang mereka lakukan
hingga Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan azab kepada mereka. Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman "Janganlah kamu takut dan jangan (pula)
susah. Sesungguhnya kami akan menyelamatkan kamu dan pengikut-pengikutmu,
kecuali istrimu, dia adalah termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan).
Sesungguhnya Kami akan menurunkan azab dari langit atas penduduk kota ini
karena mereka berbuat fasik.” (Q.S. Al Ankabut [29]: 33-34)
Nabi Luth ‘alaihis salam hijrah
bukan untuk mendapatkan wilayah, penghasilan atau untuk berbisnis, tetapi hanya
hijrah menuju Rabbnya, untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan berlindung dalam
naungan-Nya.
3.
Hijrahnya Nabi Musa
Hijrah yang pertama kali dilakukan Musa
‘alaihis salam adalah dari Mesir ke Madyan sebagai jalan menyelamatkan jiwanya
dari kejaran pasukan Fir’aun la’natullah ‘alaih. Di Negeri Madyan ini Musa ‘alaihis
salam bertemu dengan Nabi Syuaib ‘alaihis salam dan menikahi putrinya. Sepuluh
tahun kemudian Musa ‘alaihis salam bersama istri dan anaknya diam-diam kembali
ke Mesir. Dalam perjalanan di tengah malam, Musa ‘alaihis salam memperoleh
tugas dari Allah subhanahu wa ta’ala sebagai nabi dan rasul-Nya. Beliau
diperintah untuk menemui Fir’aun la’natullah ‘alaih dan kaumnya serta menyeru
mereka kepada agama Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sekian lama Musa ‘alaihis salam dan
Harun ‘alaihis salam tinggal di Mesir untuk menyeru Fir’aun la’natullah ‘alaih dan
para pengikutnya menuju jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala, ternyata mereka
menolak seruan itu. Selama Nabi Musa ‘alaihis salam di Mesir, beliau justru
mendapat tekanan, siksaan dan intimidasi dari Firaun la’natullah ‘alaih dan
pasukannya. Saat itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada Musa ‘alaihis
salam dan kaumnya (Bani Israil) untuk keluar dari Mesir. Nabi Musa ‘alaihis
salam dan pengikutnya pun hijrah meninggalkan Mesir menuju ke negeri Syam.
4.
Hijrahnya Ashabul Kahfi
Para ulama tafsir baik dari
generasi salaf (terdahulu) maupun khalaf (kontemporer) menyebutkan bahwa ashabul
kahfi adalah anak-anak dari penguasa-penguasa dan tokoh-tokoh yang hidup di
masa itu. Masyarakat saat itu berada di bawah raja yang kejam dan keji bernama
Dikyanus. Ia menyeru rakyatnya untuk menyembah berhala serta menyembelih
binatang untuk mereka. Dalam kondisi hati bergolak dengan keimanan dan jiwa
terbakar dengan keyakinan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, muncullah ide dari
salah seorang mereka untuk keluar dan meninggalkan kaumnya menuju sebuah gua.
Hal ini dilakukan untuk berhijrah dari lingkungan yang jahil dan penuh dengan
kesyirikan, juga untuk berpikir bagaimana cara menghadapi kebatilan dengan
jalan yang lebih tepat.
5.
Hijrahnya Nabi Muhammad
Hijrah pertama yang dilakukan dalam
Islam adalah perginya kaum muslimin para sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam meninggalkan kota Makkah menuju Habasyah untuk menghindari fitnah dan
tekanan dari orang-orang kafir Quraisy serta menyelamatkan agama yang diridhai
oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sekembalinya dari hijrah ke
Habasyah, para sahabat meminta izin untuk melakukan hijrah kembali. Beliau shalallahu
‘alaihi wasallam kemudian bersabda: ”Sungguh telah diperintahkan kepadaku
negeri untuk kalian berhijrah. Sebuah lembah yang dipenuhi oleh pohon kurma
yang terletak di antara dua lahar yaitu dua gunung kecil. Kalaulah bumi yang
dipenuhi pohon kurma itu terkenal tentu aku akan menjelaskan kepada kalian yang
seperti ini dan seperti ni.” kemudian berlalulah beberapa hari dan Rasulullah shalallahu
‘alaihi wasallam kembali hadir di tengah para sahabat dengan muka cerah ceria.
Lantas beliau shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ”Sungguh aku telah diberi
tahu tentang negeri untuk berhijrah kalian. Dialah Yastrib (kemudian Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam mengganti namanya menjadi Madinah). Siapa saja yang
ingin berhijrah, berhijrahlah ke sana.”
Mulailah kaum muslimin berkemas,
bersiap, konsolidasi, dan akhirnya pergi memenuhi rencana mereka. Kemudian di
Madinah-lah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam membangun peradaban Islam
hingga menyebar ke seluruh dunia hingga saat ini.
Selain para Nabi dan ashabul kahfi
tersebut, para ulama akhir zaman pun juga banyak yang mempraktikkan syariat
hijrah ini dalam kehidupan mereka. Misalkan Imam Abu Hanifah rahimahullah yang
berhijrah dari Kufah ke Makkah; Imam Asy Syafi’i rahimahullah dari Syam
berpindah beberapa kali ke Makkah, Madinah, Yaman, Bagdad dan Mesir; Imam Ahmad
bin Hanbal rahimahullah dari Bagdad ke Yaman, Basrah, Hijaz dan beberapa tempat
lain.
Hijrah yang dilakukan oleh para
pendahulu kaum muslimin tersebut bukan dalam rangka untuk mencari kekayaan dan
hal yang terkait keduniaan, melainkan dalam rangka berdakwah menyebarkan
tauhid, menuntut ilmu, berjihad dan tujuan-tujuan lain yang muaranya hanya
satu, menegakkan agama Allah Subhanahu wa Ta’ala di muka bumi.
Wallahu a’lam
SUBSCRIBE CHANNEL KAMI
Tentang Kami
Popular Post
-
Khutbah Pertama إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَا...
-
Muhammad Nasri Dini Kepala SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo Sukoharjo Muhammadiyah sebagai organisasi Islam modern terbesar di Indone...
-
Andika Rahmawan Guru SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo Alhamdulillah, syukur ke hadirat Allah SWT, Rabb yang telah menurunkan Al-Qur’a...
Author
Popular
-
Oleh: Dr. Adian Husaini Peneliti INSISTS, Pendiri Pesantren at-Taqwa, Depok “Tatkala umur 15 tahun, saya simpati kepada Kyai Ahma...
-
INFORMASI PENDAFTARAN SANTRI BARU SMP MUHAMMADIYAH IMAM SYUHODO TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020 PROGRAM PENDIDIKAN Fullday school ...
-
SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo membuka Penerimaan Santri Baru (PSB) tahun pelajaran 2020/2021 secara online. Program yang dibuka adalah ...
Comments