1. Kepedulian KH. Ahmad Dahlan Terhadap Pemuda
KH. Ahmad
Dahlan, pendiri Muhammadiyah, memiliki perhatian besar terhadap generasi muda.
Beliau menyadari bahwa masa depan gerakan Islam dan kemajuan umat sangat
bergantung pada kualitas pembinaan terhadap pemuda. Maka, sejak awal berdirinya
Muhammadiyah, beliau tidak hanya fokus pada pembaharuan pendidikan dan dakwah,
tetapi juga pada pembentukan karakter dan kepemimpinan pemuda Islam.
Di lingkungan
Kauman Yogyakarta, KH. Ahmad Dahlan secara aktif menghimpun para pemuda, bahkan
mereka yang dikenal "bandel" sekalipun. Dengan pendekatan yang
humanis dan penuh kasih sayang, beliau mengajak mereka untuk belajar agama,
akhlak, dan keterampilan hidup. Dari sinilah muncul embrio gerakan pemuda dalam
Muhammadiyah, yaitu sebuah kelompok bernama Siswo Proyo Priyo (SPP).
Organisasi ini menjadi media pembinaan keislaman, penguatan mental, serta
pengasahan kemampuan sosial bagi remaja dan pemuda Muhammadiyah.
2. Lahirnya Muhammadiyah Bagian Pemuda
Melalui SPP dan
berbagai bentuk aktivitas kepemudaan lainnya, semangat dan potensi pemuda
Muhammadiyah semakin terlihat. Di berbagai wilayah, anak muda Muhammadiyah
menginisiasi kegiatan dakwah, diskusi, pendidikan, dan sosial kemasyarakatan.
Mereka menjadi motor penggerak gerakan Muhammadiyah di tingkat lokal.
Aspirasi untuk
memiliki wadah kepemudaan yang lebih luas dan terstruktur akhirnya terwujud
dalam Kongres Muhammadiyah ke-21 di Makassar pada tahun 1932.
Dalam kongres tersebut diputuskan pendirian Muhammadiyah Bagian Pemuda
sebagai bagian resmi dari organisasi Muhammadiyah. Tujuan utama dari bagian ini
adalah untuk secara khusus membina, mengasuh, dan mengembangkan potensi
generasi muda Muhammadiyah agar siap menjadi pelanjut dakwah dan perjuangan
Persyarikatan.
Pendirian ini
disambut dengan sangat antusias oleh para pemuda di seluruh Indonesia. Dalam
waktu yang relatif singkat, Muhammadiyah Bagian Pemuda terbentuk di hampir
semua cabang dan ranting Muhammadiyah.
3. Pemuda Muhammadiyah sebagai Organisasi
Otonom
Seiring dengan
pesatnya perkembangan organisasi dan tingginya partisipasi kader muda,
Muhammadiyah Bagian Pemuda tidak lagi hanya menjadi bagian pelengkap, melainkan
sebagai kekuatan strategis dalam tubuh Persyarikatan. Dengan persetujuan Majelis
Tanwir, maka pada 26 Dzulhijjah 1350 H atau bertepatan dengan 2
Mei 1932, Pemuda Muhammadiyah resmi berdiri sebagai Organisasi Otonom
(Ortom). Ini menandai lahirnya Pemuda Muhammadiyah sebagai gerakan yang
memiliki otoritas mandiri dalam mengelola rumah tangga organisasinya sendiri.
Sebagai ortom,
Pemuda Muhammadiyah menyusun sistem kaderisasi, agenda dakwah, dan
program-program pembinaan kepemudaan yang disesuaikan dengan prinsip-prinsip
Islam dan misi Muhammadiyah.
4. Gerakan Pemuda yang Progresif dan Strategis
Sejak awal, Pemuda
Muhammadiyah menampilkan diri sebagai gerakan kepemudaan yang progresif,
berakar pada nilai Islam berkemajuan, dan memiliki kepedulian tinggi terhadap
masalah-masalah umat dan bangsa.
Pada dekade
1930-an, Pemuda Muhammadiyah aktif menyelenggarakan konferensi daerah dan
nasional yang mempertemukan para pimpinan Pemuda Muhammadiyah dari berbagai
cabang dan ranting. Forum-forum tersebut menjadi arena diskusi strategis,
penguatan jaringan, dan pengokohan visi gerakan. Kepemimpinan yang lahir dari
forum ini bukan hanya menjadi motor penggerak dakwah di daerahnya, tetapi juga
tumbuh menjadi pemimpin-pemimpin nasional yang memiliki integritas tinggi.
Kendati secara
resmi baru berdiri pada 2 Mei 1932, Pemuda Muhammadiyah tidak bisa dipisahkan
dari pertumbuhan awal Muhammadiyah. Di daerah-daerah, berdirinya Muhammadiyah
sering didahului oleh kegiatan-kegiatan yang dipelopori oleh kalangan pemuda. Pemuda
Muhammadiyah bahkan menjadi inisiator utama berdirinya cabang dan ranting
Muhammadiyah. Artinya, dalam banyak kasus, pertumbuhan Muhammadiyah justru
didahului oleh inisiatif para pemudanya.
5. Peran dalam Perjuangan dan Kemerdekaan
Bangsa
Ketika
Indonesia memasuki masa revolusi kemerdekaan, banyak kader Pemuda Muhammadiyah
yang turut serta dalam perjuangan. Mereka tampil sebagai pejuang di medan
tempur, sebagai pemikir di forum-forum kebangsaan, dan sebagai pelopor
pendidikan serta pelayanan sosial di tengah rakyat.
Semangat Islam
dan nasionalisme yang menjadi ciri khas pembinaan Pemuda Muhammadiyah
menjadikan mereka tidak pernah absen dalam setiap episode sejarah penting
bangsa Indonesia. Bahkan hingga pasca kemerdekaan, kader-kader Pemuda
Muhammadiyah terus berkiprah dalam pembangunan nasional melalui berbagai jalur:
pendidikan, dakwah, birokrasi, politik, hukum, dan kewirausahaan.
6. Dinamika dan Kontribusi Era Kontemporer
Maksud dan
tujuan Pemuda Muhammadiyah adalah menghimpun, membina dan menggerakkan potensi
pemuda Islam demi terwujudnya kader persyarikatan, kader umat dan kader bangsa
dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah. Ruang lingkup dan usaha gerakan
Pemuda Muhammadiyah yaitu gerakan dakwah amar maruf nahi munkar, gerakan
keilmuan, gerakan sosial kemasyarakatan dan gerakan kewirausahaan.
Memasuki era
reformasi dan globalisasi, Pemuda Muhammadiyah terus menunjukkan relevansinya.
Organisasi ini tidak hanya menjadi wadah pengkaderan, tetapi juga laboratorium
kepemimpinan dan pemikiran Islam yang dinamis. Pemuda Muhammadiyah aktif di
ruang publik dengan ciri khas sebagai berikut:
Pertama, memiliki
memiliki kapasitas dan integritas untuk mengajarkan dan mengamalkan Islam yang wasathiyah.
Kedua, memiliki
pandangan nasionalis religius dan menjadi garda terdepan dalam mengawal
kepentingan bangsa dan negara serta mengamalkan nilai-nilai Pancasila UUD 45
dan Bhinneka Tunggal Ika.
Ketiga, mengedepankan
nilai etika politik kenegaraan yang menjadi ciri khas persyarikatan Muhammadiyah.
Keempat, tanggung jawab
dalam meraih dan mengawal kekuasaan demi kesejahteraan masyarakat.
Kelima, berperan aktif
menyuarakan isu-isu internasional.
Motto “Fastabiqul
Khairat” (Berlomba-lomba dalam kebaikan) bukan hanya semboyan, tetapi
menjadi semangat dasar dalam setiap gerakan dan aksi Pemuda Muhammadiyah.
Penutup
Sejak cikal
bakalnya dalam SPP hingga lahir secara resmi sebagai organisasi otonom, Pemuda
Muhammadiyah telah menempuh perjalanan panjang sebagai gerakan kader, gerakan
dakwah, dan gerakan sosial yang kokoh dalam nilai-nilai Islam berkemajuan.
Ia tidak hanya menjadi bagian dari Muhammadiyah, tetapi juga bagian penting
dari sejarah perjuangan dan pembangunan bangsa.
Dengan semangat
tajdid (pembaharuan), Pemuda Muhammadiyah akan terus menjadi pelopor perubahan,
pelangsung perjuangan, dan penyempurna cita-cita Islam untuk mewujudkan
masyarakat yang berkemajuan, adil, dan sejahtera. [Dari berbagai sumber]
Comments