Diberdayakan oleh Blogger.

New

Artikel

Kolom Guru

Prestasi

Agenda Sekolah

Info Pendaftaran

Khutbah Jum’at: Memburu Warisan Para Nabi

 

ANDIKA RAHMAWAN

 

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah...

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang telah memberikan kita kesempatan untuk berkumpul di hari yang penuh berkah ini. Kita bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat yang telah diberikan, mulai dari kesehatan, kesempatan, hingga hidayah-Nya yang tak ternilai. Semoga setiap langkah kita hari ini dilimpahi dengan rahmat dan petunjuk-Nya. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabat-sahabat beliau yang setia hingga akhir zaman nanti.

Selanjutnya marilah kita bersama-sama meningkatkan rasa takwa dalam hati kita. Takwa bukan hanya sekadar kata, tetapi sebuah tindakan nyata yang mencerminkan ketundukan kita kepada Allah SWT. Dalam setiap langkah kehidupan, mari kita selalu berusaha untuk menjauhi segala bentuk kemaksiatan dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan penuh keikhlasan.

 

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah...

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali terjebak dalam pencarian harta dan kekayaan materi sebagai ukuran keberhasilan. Namun, Rasulullah SAW mengajarkan bahwa ada sesuatu yang jauh lebih berharga daripada pencapaian duniawi. Beliau menekankan pentingnya ilmu sebagai warisan yang sesungguhnya. Rasulullah saw bersabda,

إنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِيْنَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرِّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ 

“Sesungguhnya para ulama itu pewaris para nabi dan sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar tidak juga dirham. Yang mereka wariskan hanyalah ilmu. Siapa yang mengambil ilmu itu, maka telah mendapatkan bagian yang paling banyak. (HR. At Tirmidzi dan Ahmad, sahih menurut Al-Albani)

 

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah...

Sudah sepantasnya jika kita bersedih ketika seorang ulama yang meninggal dunia, karena kejadian tersebut sebanding dengan hilangnya ilmu dari umat manusia. Rasulullah saw bersabda,

إِنَّ اللهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا

“Sesungguhnya Allah tidak menggangkat ilmu dengan sekali cabutan dari para hamba-Nya, akan tetapi Allah mengangkat ilmu dengan mewafatkan para ulama. Ketika tidak tersisa lagi seorang ulama pun, manusia merujuk kepada orang-orang bodoh. Mereka bertanya, maka mereka (orang-orang bodoh) itu berfatwa tanpa ilmu. Mereka sesat dan menyesatkan.” (HR. Al Bukhari)

Dari hadis tersebut kita dapat menarik pelajaran: Pertama, ilmu akan hilang dari umat manusia seiring dengan wafatnya ulama. Kedua, ketika ilmu sudah tidak ada, seringkali manusia bergantung pada orang-orang yang tak berilmu. Hal ini mengingatkan kita untuk berhati-hati dalam mencari ilmu, pastikan bahwa ilmu yang kita peroleh adalah dari orang yang punya kapasitas keilmuan. Allah SwT berfirman,

فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui”. (Qs. An Nahl [16]: 43)

Ayat ini berlaku secara luas, mencakup tidak hanya masalah agama tetapi juga segala aspek kehidupan. Ini juga mengajarkan kita untuk tidak berbicara tentang sesuatu jika kita tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentangnya. Allah SwT berfirman,

وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُوْلاَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabnya.” (Qs. Al-Isra’ [17]: 36)

 

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah...

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu memastikan bahwa informasi atau pendapat yang kita sampaikan benar-benar berdasarkan pengetahuan yang valid. Sebelum berbicara, kita harus pastikan bahwa kita memahami hal tersebut dengan baik. Hal ini tidak hanya menjaga agar kita tidak menyesatkan orang lain, tetapi juga mencegah kita dari kemungkinan membuat kesalahan yang dapat merugikan. Dengan demikian, kita bisa lebih bertanggung jawab dalam setiap ucapan dan tindakan kita.

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم

 

KHUTBAH KEDUA

الحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَافِ الأَنْبِيَاءِ وَالمرْسَلِيْنَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah...

Allah SwT berfirman,

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ

“Setiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (Qs. Ali Imran [3]: 185)

Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian, termasuk para ulama. Maka hendaknya kita terus semangat mempelajari ilmu dan mengamalkannya. Selain itu kita juga harus memperhatikan pendidikan anak cucu kita sebagai ajang pengkaderan ulama-ulama baru. Rasulullah saw mengajarkan sebuah doa,

اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعاً، وَرِزْقاً طَيِّباً، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amalan yang diterima.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah, shahih menurut al-Albani)

 

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah...

Demikian khutbah Jumat kali ini. Semoga Allah SWT memberikan hidayah dan istiqamah agar kita semua selalu semangat dalam menuntut ilmu, menyebarkan dan mengamalkannya.

 

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَا أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ.

اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

 

*) Andika Rahmawan, Sekretaris Korps Mubaligh Muhammadihyah (KMM) Daerah Sukoharjo, Guru SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo, Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Suara Muhammadiyah Edisi 21 | 109 | 1-15 November 2024

Kepala SMP Imam Syuhodo Masuk Tim Rintisan Program Non Asrama SMA Muhammadiyah Pontren Imam Syuhodo



Sukoharjo – Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Blimbing telah resmi mengeluarkan keputusan penting untuk memulai Rintisan Program Non Asrama di SMA Muhammadiyah Pontren Imam Syuhodo. Keputusan ini tertuang dalam Surat Keputusan Nomor 161/KEP/IV.0/A/2024 yang diterbitkan pada tanggal 26 Oktober 2024. Langkah ini merupakan upaya PCM Blimbing dalam memperluas akses pendidikan berkualitas tanpa keharusan tinggal di asrama, sehingga diharapkan dapat menjangkau lebih banyak siswa dari kalangan masyarakat sekitar.


Menariknya, dalam jajaran panitia Rintisan Program Non Asrama ini, Kepala SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo turut masuk sebagai salah satu anggota tim akademik yang diketuai oleh Kepala SMA Imam Syuhodo Nur Indah Istiqomah, M.Pd.  Masuknya Kepala SMP dalam struktur panitia menunjukkan komitmen PCM Blimbing untuk membangun sinergi antara lembaga pendidikan di bawah naungan Muhammadiyah, mulai dari tingkat SMP hingga SMA, guna menciptakan kualitas pendidikan yang berkesinambungan.


PCM Blimbing juga membentuk tim rintisan yang terdiri dari beberapa bagian penting, seperti bagian pembangunan dan bagian akademik, yang masing-masing didukung oleh personal yang kompeten di bidangnya. Para anggota tim rintisan ini diamanahi untuk merancang dan menjalankan berbagai aspek program, mulai dari fasilitas hingga sistem pembelajaran. 


Rapat koordinasi perdana mengenai program ini dilaksanakan pada Sabtu, 26 Oktober 2024, bertempat di Aula SMA Muhammadiyah Pontren Imam Syuhodo. Pertemuan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang kokoh dalam menjalankan program non asrama, yang sekaligus mempertegas peran Muhammadiyah Blimbing dalam memberikan kontribusi nyata bagi pendidikan di Polokarto pada khususnya maupun Sukoharjo secara umum.


Dengan program non asrama ini, PCM Blimbing berharap dapat memberikan akses pendidikan yang lebih inklusif, menciptakan generasi yang berdaya saing tinggi, serta menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak mulia.

Pimpinan Cabang Muhammadiyah Blimbing Gelar Rapat Koordinasi Rintisan SMA Imam Syuhodo Program Non Asrama



Sukoharjo - Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Blimbing, Sukoharjo, mengadakan rapat koordinasi terkait rintisan SMA Muhammadiyah Pontren Imam Syuhodo Program Non Asrama pada Sabtu, 26 Oktober 2024. Acara ini berlangsung di Aula SMA Muhammadiyah Pontren Imam Syuhodo.


Rapat menghadirkan Majelis Dikdasmen PNF PCM Blimbing dan Majelis Paudasmen PCA Blimbing. Selain itu rapat koordinasi ini dihadiri oleh jajaran pimpinan dan kepala sekolah/madrasah di lingkungan Muhammadiyah Blimbing, termasuk Pimpinan Harian PPM Imam Syuhodo, Kepala SMA Muhammadiyah Pontren Imam Syuhodo beserta struktur, Kepala MTs Muhammadiyah Blimbing, serta Kepala SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo.


Rapat koordinasi ini diharapkan dapat memperkuat sinergi dan menyusun langkah-langkah strategis dalam mewujudkan program pendidikan non asrama di SMA Muhammadiyah Pontren Imam Syuhodo. Acara ini dipimpin oleh Ketua PCM Blimbing, H. Andi Asaduddin, S.Psi., dan Sekretaris PCM Blimbing, Andika Rahmawan.


"Latar belakang pendirian SMA Imam Syuhodo non asrama ini adalah karena banyaknya desakan dari PRM di Cabang Blimbing agar kita punya sekolah tingkat SMA yang tidak mondok," kata Andi dalam pengantarnya.


Dalam rapat ini Andika membacakan Surat Keputusan PCM Blimbing tentang rintisan SMA non asrama.


Dengan diadakannya rapat ini, PCM Blimbing berharap bisa memberikan kontribusi positif dalam pengembangan pendidikan berbasis Islam dan mampu menciptakan generasi muda yang unggul dan berkarakter sesuai dengan nilai-nilai Muhammadiyah.

Khutbah Jumat: Al-Fatih dan Semangat Pembebasan

 

Muhammad Nasri Dini

Kepala SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo

 

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ

 

Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia...

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Tidak ada nikmat yang lebih besar selain nikmat iman, Islam, dan kesehatan yang masih kita rasakan hingga saat ini. Shalawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing kita menuju jalan Islam yang terang benderang.

 

Selanjutnya, marilah kita senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT. Takwa dalam maknanya yang hakiki adalah menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga kita termasuk hamba-hamba yang selalu mendekatkan diri kepada-Nya dan senantiasa berada di jalan-Nya hingga akhir hayat nanti.


Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia...

Dalam setiap peradaban besar, pemuda selalu menjadi ujung tombak perubahan. Sejarah mencatat bagaimana kaum muda memainkan peran penting dalam menentukan arah bangsa dan agama. Salah satu contoh yang paling inspiratif adalah Sultan Muhammad Al-Fatih, sang penakluk Konstantinopel pada tahun 1453. Di usianya yang masih muda, Al-Fatih menunjukkan kebijaksanaan, keberanian, dan kecerdasan yang luar biasa, yang seharusnya menjadi inspirasi bagi setiap pemuda.

 

Keberanian Al-Fatih tidak terbentuk hanya karena ambisi, melainkan karena keyakinannya pada janji Rasulullah SAW bahwa Konstantinopel akan ditaklukkan oleh seorang pemimpin yang baik, pasukan yang baik, dan rakyat yang baik. Keberanian yang ia tunjukkan dilandasi oleh iman yang kuat, serta pengabdian untuk mencapai tujuan mulia. Rasulullah SAW yang bersabda,

 

لَتُفْتَحَنَّ القُسْطَنْطِينِيَّةُ وَلَنِعْمَ الأَمِيرُ أَمِيرُهَا وَلَنِعْمَ الجَيْشُ ذَلِكَ الجَيْشُ

“Sesungguhnya akan dibuka kota Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan perang saat itu.” (HR. Ahmad)

 

Hadits ini adalah pembakar semangat bagi kaum muslimin dari masa ke masa sejak zaman sahabat untuk membebaskan Konstantinopel, mereka berlomba-lomba untuk menjadi sebaik-baik pasukan yang dinubuwahkan Rasulullah SAW. Meskipun ternyata tidak mudah upaya tersebut, namun mereka meyakini bahwa janji Rasulullah SAW itu pasti akan terjadi. Dan kenyataannya, hadits tersebut menjadi terwujud bersama pasukan Muhammad Al-Fatih.

 

Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia...

Di antara pelajaran yang bisa kita ambil dari penakhlukan Konstantinopel ini adalah bahwa salah satu kemuliaan dan kesuksesan perjuangan umat Islam adalah dengan adanya keimanan yang kuat kepada Allah SWT dan ghirah juga keyakinan yang tinggi terhadap janji Rasulullah SAW. Dan semuanya itu tidak akan terwujud jika tidak diperjuangkan dengan langkah-langkah nyata dan strategis.

 

Semangat pembebasan ini pula yang dimiliki oleh para pejuang kemerdekaan negeri ini. Meskipun dengan bekal senjata yang seadanya, bisa mengalahkan pasukan penjajah kafir Belanda yang melengkapi dirinya dengan persenjataan yang memadai dan jauh lebih modern. Melalui para kiai dan santri, para pembebas Indonesia meyakini firman Allah SWT,

 

قُلْ هَلْ تَرَبَّصُوْنَ بِنَآ اِلَّآ اِحْدَى الْحُسْنَيَيْنِۗ وَنَحْنُ نَتَرَبَّصُ بِكُمْ اَنْ يُّصِيْبَكُمُ اللّٰهُ بِعَذَابٍ مِّنْ عِنْدِهٖٓ اَوْ بِاَيْدِيْنَاۖ فَتَرَبَّصُوْٓا اِنَّا مَعَكُمْ مُّتَرَبِّصُوْنَ

“Katakanlah: tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan (yaitu mendapat kemenangan atau mati syahid). Dan Kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan kepadamu azab (yang besar) dari sisi-Nya. Sebab itu tunggulah, sesungguhnya kami menunggu-nunggu bersamamu.” (QS. At Taubah [9]: 52)

 

Para ulama memaknai ‘salah satu dari dua kebaikan’ tersebut adalah mendapatkan kemenangan atau mati syahid. Mungkin ayat ini yang kemudian menjelma menjadi jargon para mujahidin, “hidup mulia atau mati syahid” (عِشْ كَرِيْماً اَوْ مُتْ شَهِيْدً). Para pejuang kemerdekaan Indonesia menterjemahkannya dengan lebih sederhana, “Merdeka atau Mati!”.

 

Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia...

Alinea Ke-3 Pembukaan UUD 1945 mengatakan, “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”

 

Bebasnya Konstantinopel, merdekanya Indonesia, dan semua keberhasilan perjuangan ini adalah tidak lepas dari rahmat Allah SWT. Maka sudah selayaknya kita lanjutkan perjuangan ini, dengan berbekal ridha Allah SWT. Salah satu yang wajib kita perjuangkan, tentu dengan kemampuan dan kapasitas masing-masing yang kita miliki, di antaranya adalah membebaskan Al Quds dari cengkeraman Zionis Israel Yahudi. Semoga Allah SWT memberikan rahmat-Nya bagi para pejuang yang istiqamah, hingga mencapai kemenangan, atau syahid menjemput. Allah SWT berfirman,

 

وَلَا تَقُوْلُوْا لِمَنْ يُّقْتَلُ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتٌۗ بَلْ اَحْيَاۤءٌ وَّلٰكِنْ لَّا تَشْعُرُوْنَ

“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” (QS. Al Baqarah [2]: 154)

 

Jamaah shalat Jum’at yang berbahagia...

Demikian khutbah Jum’at kali ini. Semoga kita bisa meneladani Muhammad Al-Fatih, berjuang dengan langkah nyata untuk membuktikan janji Allah SWT, tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk kebaikan ummat, membangun paradaban. Wallahul Musta’an

 

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ،

فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى

اللهمّ أحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُورِ كُلِّهَا، وَأجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ

اللَّهُمَّ أَعِزَّالْإِسْلَامَا وَ لْمُسلِمِين اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ  المُجَاهِدِينَ فِي فِلَسْطِين

اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ  المُجَاهِدِينَ فِي كُلِّ مَكَانٍ وَزَمَانٍ

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

 

*) Dimuat di Majalah Tabligh No. 10/XXII | Oktober 2024 M/Rabiul Akhir 1446 H

Semangat Juang Shalahuddin di Tengah Gelombang Zaman

 

Andika Rahmawan

Guru SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo,

Sekretaris PC Muhammadiyah Blimbing

 

Semangat juang Shalahuddin Al-Ayyubi adalah salah satu contoh paling cemerlang dari tekad dan dedikasi dalam sejarah Islam. Dilahirkan di Tikrit pada tahun 532 H/1137 M, Shalahuddin menunjukkan keteguhan dan kecemerlangan sejak masa mudanya. Ayahnya, Najmuddin Ayyub, dan pamannya, Asaduddin Syirkuh, memulai perjalanan panjang yang kemudian membentuk karakter dan keahlian Shalahuddin. Dari masa pendidikannya di Damaskus, di mana ia mempelajari aqidah Sunni, hingga penugasannya sebagai wazir dan puncaknya menjadi perdana menteri di Mesir, Shalahuddin memanfaatkan setiap kesempatan untuk mengasah kemampuannya dalam strategi, politik, dan kepemimpinan. Semangat juangnya tidak hanya membebaskan Mesir dari cengkeraman Syiah dan Yerusalem dari kekuasaan Salib, tetapi juga membangun fondasi kekuatan yang mengantarkannya ke puncak kejayaan.

 

Di tengah gelombang globalisasi dan tantangan modern, semangat juang Shalahuddin dapat menjadi pelajaran berharga bagi gerakan pemuda Islam. Globalisasi sering kali membawa berbagai godaan yang dapat melemahkan semangat generasi muda. Masalah futur, yaitu penurunan semangat dan kualitas ibadah, merupakan tantangan yang harus dihadapi. Sebagaimana diungkapkan dalam hadits, kekayaan dan kemewahan dunia dapat menghancurkan jika tidak diimbangi dengan keteguhan iman. Pemuda Islam harus belajar dari keteguhan Shalahuddin untuk tetap fokus dan berkomitmen pada nilai-nilai Islam di tengah perubahan zaman yang cepat. Di samping itu, pemuda Islam harus mampu memfilter pengaruh negatif dari globalisasi agar tidak terjerumus dalam arus materialisme yang dapat mengikis nilai-nilai spiritual dan moral.

 

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW pernah mengingatkan kepada kaum Muslimin di Madinah yang berlomba-lomba mendapatkan pembagian harta hasil jizyah, beliau SAW bersabda, “Demi Allah, bukan kefakiran yang aku khawatirkan terhadap kalian, tetapi yang aku khawatirkan adalah kekayaan dunia dilimpahkan kepada kalian sebagaimana telah dilimpahkan kepada orang-orang sebelum kalian, kemudian kalian akan berlomba-lomba mendapatkannya sebagaimana mereka berlomba-lomba dan akhirnya dunia itu membinasakan kalian sebagaimana ia telah membinasakan mereka.” (HR. Muslim). Hadits ini mengingatkan kita bahwa keutamaan bukan terletak pada kekayaan materi, melainkan pada bagaimana kita menjaga hati dari kecintaan yang berlebihan terhadap dunia.

 

Futur, yang berarti penurunan semangat dalam dakwah dan ibadah, adalah fenomena yang sering melanda aktivis. Shalahuddin Al-Ayyubi menunjukkan bahwa dengan terus meningkatkan diri dan tetap berpegang pada prinsip, seseorang bisa menghadapi berbagai rintangan dengan kekuatan dan keteguhan. Aktivis dakwah yang mengalami futur sering kali disebabkan oleh ketidakmampuan mereka untuk beradaptasi dengan perubahan dan meningkatkan kualitas diri mereka. Maka pemuda Islam perlu menjadikan Shalahuddin sebagai inspirasi untuk terus memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas amal, terlepas dari tantangan yang dihadapi. Meneladani Shalahuddin, pemuda Islam diharapkan mampu mempertahankan semangat juang dan tidak goyah oleh godaan duniawi yang dapat melemahkan komitmen terhadap dakwah.

 

Selain itu, ada jenis kefuturan lain yang juga perlu diwaspadai, yaitu kefuturan yang disebabkan oleh kesalahan fatal dalam akidah atau akhlak. Aktivis dakwah yang membuat kesalahan besar sering kali kehilangan kepercayaan dan ditinggalkan oleh masyarakat. Shalahuddin menunjukkan pentingnya menjaga integritas dan konsistensi dalam prinsip-prinsip Islam selalu berhati-hati dalam menjaga akidah dan akhlaknya sehingga dipercaya untuk mengalahkan pasukan Salib. Pemuda Islam harus menghindari kesalahan fatal dan selalu menjaga akhlak serta akidah mereka agar tetap menjadi teladan yang baik bagi masyarakat. Pemuda Islam harus memahami bahwa menjaga integritas bukan hanya soal diri sendiri, tetapi juga soal bagaimana mereka bisa terus menjadi panutan dan penggerak perubahan positif di tengah masyarakat.

 

Kefuturan terakhir adalah meninggalkan perjuangan karena tidak sabar atau tidak kuat menghadapi cobaan di jalan dakwah. Shalahuddin Al-Ayyubi menunjukkan bahwa kesabaran adalah kunci untuk bertahan dalam perjuangan panjang dan berat dalam pembebasan Baitul Maqdis. Hingga dapat menyatukan Mesir dan Syam di bawah pemerintahan Islam. Pemuda Islam perlu memiliki keteguhan hati dan kesabaran untuk terus berjuang meskipun menghadapi berbagai rintangan. Kesabaran dan ketahanan adalah kualitas penting yang harus dimiliki untuk menghadapi tantangan zaman dan tetap istiqamah dalam perjuangan. Dengan keteguhan hati dan kesabaran, pemuda Islam akan mampu mengatasi segala bentuk ujian, sebagaimana Shalahuddin yang berhasil mempertahankan semangat juangnya hingga meraih kemenangan besar.

 

Untuk mengatasi tantangan dan kefuturan, ada dua kunci utama yang harus dimiliki oleh pemuda Islam. Pertama, adalah keikhlasan. Keikhlasan bukan hanya tentang niat baik tetapi juga tentang konsistensi dalam amal dan niat. Seperti yang diajarkan dalam hadits, keikhlasan adalah kunci diterimanya amal di sisi Allah. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, tidak juga harta kalian. Akan tetapi yang dipandang adalah hati dan amal kalian.” (HR. Muslim). Shalahuddin Al-Ayyubi menunjukkan bahwa dengan keikhlasan, seseorang dapat menghadapi berbagai tantangan dan terus berjuang dengan penuh semangat tanpa mengharapkan pujian atau imbalan duniawi. Perjuangan yang murni meraih ridha Allah SWT tanpa merasa terbebani oleh pandangan atau penilaian manusia.

 

Kunci kedua adalah ittiba’, mengikuti jejak Rasulullah SAW. Shalahuddin Al-Ayyubi mempraktikkan nilai-nilai Islam dalam setiap langkahnya. Meskipun dia pernah menjadi perdana menteri di Daulah Fatimiyah yang beraqidah Syiah, dia tetap berpegang teguh kepada aqidah ahlus sunnah wal jamaah. Dalam dunia modern dengan berbagai aliran dan pemikiran, pemuda Islam harus tetap berpegang pada prinsip-prinsip Al-Qur’an dan Sunnah untuk menjaga arah dan tujuan perjuangan. Seperti dinyatakan Al-Qur’an, “Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus. Dan sesungguhnya Al-Quran itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggungan jawab.” (QS. Az Zukhruf [43]: 43-44)

 

Semangat juang Shalahuddin Al-Ayyubi dalam menghadapi gelombang globalisasi mengajarkan kita bahwa keteguhan iman dan prinsip Islam adalah kunci untuk mengatasi segala bentuk futur dan tantangan. Dengan keikhlasan dan berpegang pada tuntunan Al-Qur’an serta Sunnah, pemuda Islam dapat menghadapi berbagai rintangan dan tetap berjuang di jalan Allah SWT. Dalam menghadapi godaan dunia modern, pemuda Islam harus belajar dari sejarah dan mengambil inspirasi dari tokoh-tokoh seperti Shalahuddin. Dengan demikian, mereka dapat memperkuat iman, meningkatkan kualitas amal, dan tetap istiqamah dalam perjuangan dakwah. Semangat Shalahuddin harus menjadi panutan bagi setiap generasi untuk terus berjuang dengan penuh semangat dan dedikasi, tidak peduli seberapa besar tantangan yang dihadapi.

 

Shalahuddin Al-Ayyubi menjadi contoh nyata bahwa dengan keikhlasan dan keteguhan, segala bentuk tantangan, baik dari dalam maupun luar, dapat diatasi dengan gemilang. Pemuda Islam harus mengambil pelajaran dari perjuangan beliau untuk tidak mudah menyerah dan terus bergerak maju menghadapi perubahan zaman dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Islam. Akhirnya, mari kita berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kekuatan dan keteguhan dalam berjuang di jalan-Nya. Semoga semangat juang Shalahuddin Al-Ayyubi menginspirasi kita semua untuk terus berdakwah, memperbaiki diri, dan menghadapi gelombang zaman bernama globalisasi dengan iman dan keikhlasan. Wallahu A’lam.

 

*) Tulisan ini sebelumnya dimuat di Majalah Tabligh edisi No.10/XXII | Oktober 2024 M/Rabiul Akhir 1446 H

Generasi Al-Fatih Dalam Pusaran Globalisasi

 


Muhammad Nasri Dini

Kepala SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo

 

Di era globalisasi ini, generasi muda dihadapkan pada berbagai tantangan yang menuntut mereka untuk menjadi pemimpin yang bijak, cerdas, dan pemberani. Tidak seperti pemuda instan atau generasi stroberi yang seringkali hanya tampak cerah di permukaan tapi lemah di dalamnya. Generasi muda yang benar-benar unggul adalah mereka yang memancarkan karakter dan kualitas yang mendalam. Dalam konteks ini, kita dapat meneladani sifat-sifat Muhammad Al-Fatih, seorang pemimpin muda yang menginspirasi.

Muhammad Al-Fatih, atau juga dikenal dengan Sultan Mehmed II, adalah penakluk Konstantinopel pada tahun 1453. Di usia yang masih sangat muda, Al-Fatih menunjukkan kebijaksanaan dan keberanian yang luar biasa. Keberaniannya bukanlah hasil dari ambisi semata, melainkan berdasarkan keyakinan yang kuat pada janji Rasulullah SAW bahwa Konstantinopel akan dibuka oleh pemimpin yang baik yang didukung oleh pasukan yang baik pula. Keberanian ini didorong oleh iman dan pengabdian untuk mencapai tujuan mulia, mencerminkan karakter pemuda yang ideal.

 

Pemuda Sebagai Agen Perubahan

Pemuda memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan karakter bangsa. Mereka adalah penerus dan pewaris bangsa, negara, serta agama. Kualitas generasi muda mencerminkan baik buruknya masyarakat. Pemuda harus menyadari bahwa mereka memiliki fungsi sebagai agen perubahan, kekuatan moral, dan kontrol sosial. Mereka diharapkan dapat menghasilkan karya-karya positif, baik di bidang duniawi, apalagi ukhrawi.

Namun, saat ini banyak pemuda yang terjebak dalam dekadensi moral. Banyak di antara mereka yang terlibat dalam pelanggaran norma sosial seperti tawuran, penggunaan miras, narkoba, dan pergaulan bebas. Ini adalah tantangan besar yang harus dihadapi. Maka Rasulullah SAW memberikan motivasi bahwa pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah SWT adalah salah satu dari tujuh golongan yang akan dinaungi Allah SWT pada hari kiamat. Oleh karena itu, pemuda harus menjauhi kemaksiatan dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip etika dan moral dalam Islam.

Untuk menjadi pemuda yang bijak dan cerdas seperti Muhammad Al-Fatih, ada beberapa persiapan yang harus dilakukan. Pertama, persiapan ilmiyah. Ilmu adalah peta yang membimbing arah kehidupan. Allah SWT pernah mengatakan bahwa orang-orang yang beriman dan berilmu akan mendapatkan derajat yang lebih tinggi. Rasulullah SAW juga memberikan petunjuk bahwa kebahagiaan di dunia dan akhirat hanya dapat diraih dengan ilmu. Karenanya ilmu akan memandu pemuda untuk mengambil keputusan yang bijak dan tepat.

Kedua, persiapan ruhiyah. Keimanan yang kuat adalah fondasi untuk menghadapi berbagai tantangan. Jika seorang pemuda memiliki keimanan yang kokoh, dia tidak akan mudah terombang-ambing dalam pusaran arus kehidupan yang seringkali menenggelamkan. Tauhid kepada Allah SWT harus tertanam kuat dalam hati, sehingga pemuda tetap pada jalan yang benar meski menghadapi berbagai cobaan.

Ketiga, persiapan jasadiyah atau fisik. Seorang pemuda harus memiliki tubuh yang sehat dan kuat untuk menjalankan berbagai tugas dan tanggung jawab. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa mukmin yang kuat lebih dicintai oleh Allah SWT daripada mukmin yang lemah. Fisik yang kuat mendukung pemuda dalam beramar makruf nahi munkar, melakukan kerja sosial, dan berjihad di jalan Allah SWT.

Keempat, persiapan maliyah atau harta. Harta diperlukan untuk berinfak, berzakat, dan berjuang di jalan Allah SWT. Sejarah mencatat bahwa banyak sahabat Rasulullah SAW yang kaya dan berjihad dengan harta mereka untuk memajukan Islam. Pemuda harus siap menggunakan harta mereka untuk kepentingan umat dan perjuangan yang mulia.

Di tengah arus globalisasi, tantangan yang dihadapi generasi muda semakin kompleks. Pemuda harus mampu menyaring informasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tanpa kehilangan identitas dan prinsip moral mereka. Dalam menghadapi perubahan global, generasi muda harus tetap berpegang pada nilai-nilai Islam dan memanfaatkan ilmu serta keimanan untuk menyikapi setiap situasi.

 

Semangat Pembebasan dan Perjuangan

Semangat pembebasan yang dimiliki oleh Muhammad Al-Fatih juga tercermin dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Meskipun dengan bekal yang seadanya, para pejuang kemerdekaan berhasil mengalahkan penjajah yang lebih kuat. Semangat yang sama harus dimiliki oleh generasi muda untuk melawan ketidakadilan dan ketimpangan di masyarakat. Seperti dalam perjuangan para pejuang kemerdekaan, generasi muda harus memiliki keyakinan dan keberanian untuk bertindak demi kebaikan bersama.

Rasulullah SAW dan para sahabatnya adalah teladan utama dalam menjalani kehidupan dengan iman dan keberanian. Pemuda harus mempelajari dan mencontoh sikap serta tindakan mereka. Salah satu teladan yang patut dicontoh adalah keberanian Muhammad Al-Fatih yang dipenuhi dengan kecerdasan dan kebijaksanaan. Melalui teladan ini, pemuda dapat belajar bagaimana menjalankan peran mereka sebagai pemimpin dan pembawa perubahan di era modern.

Untuk mewujudkan generasi yang bijak, cerdas, dan pemberani, pemuda harus berkomitmen untuk terus mengembangkan diri. Ini meliputi penguatan ilmu pengetahuan, pembentukan karakter yang kuat, dan kesiapan untuk berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan. Pemuda yang memiliki keempat persiapan ini akan mampu menghadapi tantangan dan menciptakan perubahan positif di masyarakat.

 

Peran Generasi Muda Muhammadiyah

Dalam konteks ini, Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) berperan sebagai wadah yang menawarkan alternatif bagi pemuda untuk berkontribusi di masyarakat. AMM yang mencakup berbagai organisasi muda di bawah Persyarikatan Muhammadiyah harus berupaya untuk mengarahkan para generasi muda menuju nilai-nilai Islam yang luhur, meninggalkan budaya hedonis untuk mengadopsi budaya kreatif yang dijiwai nilai-nilai Islam.

AMM memiliki beberapa fungsi penting, di antaranya sebagai agen perubahan sosial yang tidak hanya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, tetapi juga menjadi wadah bagi aspirasi dan pengembangan karakter yang berlandaskan nilai-nilai Islam sesuai pemahaman Muhammadiyah. Melalui gerakan ini, pemuda didorong untuk aktif dalam advokasi sosial dan politik, memperjuangkan hak-hak masyarakat, serta menjadi contoh teladan dalam menjaga moral dan etika islami. Sebagai gerakan pemuda Islam, AMM juga berfungsi untuk menyemai nilai-nilai persatuan, kebangsaan, dan persaudaraan dalam keragaman umat, sekaligus menghapuskan budaya destruktif dengan menggantinya dengan budaya kreatif, kritis, dan produktif yang membebaskan, sesuai dengan ajaran Islam yang rahmatan lil 'alamin.

Dengan memperhatikan keteladanan dari para pejuang Islam terdahulu, AMM diharapkan dapat menghadapi tantangan zaman dengan cara yang relevan dan efektif. Generasi AMM harus mempersiapkan diri dalam empat aspek utama: keilmuan, keimanan, jasmani, dan finansial. Persiapan ilmiyah membantu dalam menentukan arah hidup, keimanan yang kuat penting untuk menghadapi godaan, fisik yang sehat diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawab, dan harta untuk mendukung perjuangan di jalan Allah SWT.

AMM harus mencerminkan nilai-nilai yang diajarkan oleh para pendahulu, seperti yang ditunjukkan dalam ayat Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW. Gerakan ini harus menggabungkan prinsip-prinsip Islam dengan pendekatan yang adaptif terhadap perubahan zaman, memastikan bahwa nilai-nilai Islam dibumikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai gerakan sosial, AMM harus kritis terhadap ketidakadilan sosial dan memperjuangkan hak-hak masyarakat yang terabaikan. Dalam ranah politik, AMM harus berperan strategis tanpa terjebak dalam politik kekuasaan yang bersifat pragmatis. Peran politik AMM penting untuk mempengaruhi kebijakan yang berpihak pada rakyat, terutama generasi muda. Di sisi kebudayaan, AMM diharapkan mampu membangun dan mengembangkan seni dan budaya yang membebaskan dan penuh semangat perjuangan. Gerakan ini perlu menghapus budaya konsumtif dan hedonis, menggantinya dengan budaya amar makruf nahi munkar.

 

Harapan

Mengambil pelajaran dari sejarah dan teladan yang ada, generasi muda saat ini diharapkan dapat mengatasi tantangan yang ada dengan penuh keberanian dan kebijaksanaan. Seperti Muhammad Al-Fatih yang menginspirasi dengan kepemimpinan dan keberaniannya, pemuda saat ini juga diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang efektif. Dengan persiapan ilmiyah, ruhiyah, jasadiyah, dan maliyah, serta semangat pembebasan dan perjuangan, generasi muda dapat mencapai prestasi yang gemilang dan membawa kebaikan bagi umat dan bangsa. Sebagai gerakan muda, AMM harus dapat berperan sebagai pelopor perubahan positif dalam masyarakat, mengarahkan generasi muda untuk menjadi pemimpin yang bijaksana, cerdas, dan berani menghadapi tantangan zaman. Wallahu a’lam.


*) Tulisan ini sebelumnya dimuat di Majalah Tabligh edisi No. 10/XXII | Rabiul Akhir 1446 H / Oktober 2024 M

Kepala SMP Imam Syuhodo Mengikuti Diklat Khusus yang Digelar oleh Majelis Pendidikan PP Muhammadiyah



Karangayar – Kepala SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo, Muhammad Nasri Dini, turut serta dalam Diklat Khusus Kepala Sekolah dan Madrasah Muhammadiyah (Diksuspala) Region Jawa Tengah I, yang diselenggarakan pada tanggal 3 hingga 6 Oktober 2024. Kegiatan ini berlangsung di Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Tengah dan diikuti oleh 202 peserta yang terdiri dari kepala sekolah dan madrasah Muhammadiyah dari berbagai daerah, termasuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK, dan MA di Kabupaten Sukoharjo, Wonogiri, dan Karanganyar.

Diksuspala ini merupakan upaya peningkatan kompetensi kepala sekolah dalam memimpin lembaga pendidikan di lingkungan Muhammadiyah. Pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas kepemimpinan, manajerial, serta pemahaman terhadap nilai-nilai Muhammadiyah dalam mengelola lembaga pendidikan.

Muhammad Nasri Dini menyatakan bahwa kegiatan ini sangat penting dalam meningkatkan kualitas kepemimpinan kepala sekolah. “Diksuspala memberikan wawasan baru bagi para kepala sekolah untuk terus berinovasi dan memperbaiki manajemen sekolah agar semakin maju, terutama dalam menghadapi tantangan zaman,” ujarnya.

Selain itu, melalui kegiatan ini, kepala sekolah dapat membangun jaringan dan berbagi pengalaman dengan sesama kepala sekolah Muhammadiyah di wilayah Jawa Tengah. Hal ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antar sekolah Muhammadiyah dalam mengembangkan kualitas pendidikan.

Diksuspala merupakan bagian dari program strategis Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal (Dikdasmen-PNF) PP Muhammadiyah dalam mempersiapkan pemimpin sekolah yang transformatif, mencerahkan dan mencerdaskan. Dengan pelatihan ini, diharapkan para peserta mampu mengimplementasikan hasil diklat dalam pengelolaan sekolah masing-masing secara efektif dan profesional.

Mengusung tema “Transformasi Pendidikan Muhammadiyah: Mencerdaskan dan Mencerahkan,” Diksuspala diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam dunia pendidikan di lingkungan Muhammadiyah.