Muhammad Nasri Dini
Kepala SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo
Di
era globalisasi ini, generasi muda dihadapkan pada berbagai tantangan yang
menuntut mereka untuk menjadi pemimpin yang bijak, cerdas, dan pemberani. Tidak
seperti pemuda instan atau generasi stroberi yang seringkali hanya tampak cerah
di permukaan tapi lemah di dalamnya. Generasi muda yang benar-benar unggul
adalah mereka yang memancarkan karakter dan kualitas yang mendalam. Dalam
konteks ini, kita dapat meneladani sifat-sifat Muhammad Al-Fatih, seorang
pemimpin muda yang menginspirasi.
Muhammad
Al-Fatih, atau juga dikenal dengan Sultan Mehmed II, adalah penakluk
Konstantinopel pada tahun 1453. Di usia yang masih sangat muda, Al-Fatih
menunjukkan kebijaksanaan dan keberanian yang luar biasa. Keberaniannya
bukanlah hasil dari ambisi semata, melainkan berdasarkan keyakinan yang kuat
pada janji Rasulullah SAW bahwa Konstantinopel akan dibuka oleh pemimpin yang
baik yang didukung oleh pasukan yang baik pula. Keberanian ini didorong oleh
iman dan pengabdian untuk mencapai tujuan mulia, mencerminkan karakter pemuda
yang ideal.
Pemuda
Sebagai Agen Perubahan
Pemuda
memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan karakter bangsa. Mereka
adalah penerus dan pewaris bangsa, negara, serta agama. Kualitas generasi muda
mencerminkan baik buruknya masyarakat. Pemuda harus menyadari bahwa mereka
memiliki fungsi sebagai agen perubahan, kekuatan moral, dan kontrol sosial.
Mereka diharapkan dapat menghasilkan karya-karya positif, baik di bidang
duniawi, apalagi ukhrawi.
Namun,
saat ini banyak pemuda yang terjebak dalam dekadensi moral. Banyak di antara
mereka yang terlibat dalam pelanggaran norma sosial seperti tawuran, penggunaan
miras, narkoba, dan pergaulan bebas. Ini adalah tantangan besar yang harus
dihadapi. Maka Rasulullah SAW memberikan motivasi bahwa pemuda yang tumbuh
dalam ibadah kepada Allah SWT adalah salah satu dari tujuh golongan yang akan
dinaungi Allah SWT pada hari kiamat. Oleh karena itu, pemuda harus menjauhi
kemaksiatan dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip etika dan moral dalam
Islam.
Untuk
menjadi pemuda yang bijak dan cerdas seperti Muhammad Al-Fatih, ada beberapa
persiapan yang harus dilakukan. Pertama, persiapan ilmiyah. Ilmu adalah peta
yang membimbing arah kehidupan. Allah SWT pernah mengatakan bahwa orang-orang
yang beriman dan berilmu akan mendapatkan derajat yang lebih tinggi. Rasulullah
SAW juga memberikan petunjuk bahwa kebahagiaan di dunia dan akhirat hanya dapat
diraih dengan ilmu. Karenanya ilmu akan memandu pemuda untuk mengambil
keputusan yang bijak dan tepat.
Kedua,
persiapan ruhiyah. Keimanan yang kuat adalah fondasi untuk menghadapi berbagai
tantangan. Jika seorang pemuda memiliki keimanan yang kokoh, dia tidak akan
mudah terombang-ambing dalam pusaran arus kehidupan yang seringkali
menenggelamkan. Tauhid kepada Allah SWT harus tertanam kuat dalam hati,
sehingga pemuda tetap pada jalan yang benar meski menghadapi berbagai cobaan.
Ketiga,
persiapan jasadiyah atau fisik. Seorang pemuda harus memiliki tubuh yang sehat
dan kuat untuk menjalankan berbagai tugas dan tanggung jawab. Rasulullah SAW
mengajarkan bahwa mukmin yang kuat lebih dicintai oleh Allah SWT daripada
mukmin yang lemah. Fisik yang kuat mendukung pemuda dalam beramar makruf nahi
munkar, melakukan kerja sosial, dan berjihad di jalan Allah SWT.
Keempat,
persiapan maliyah atau harta. Harta diperlukan untuk berinfak, berzakat, dan
berjuang di jalan Allah SWT. Sejarah mencatat bahwa banyak sahabat Rasulullah
SAW yang kaya dan berjihad dengan harta mereka untuk memajukan Islam. Pemuda
harus siap menggunakan harta mereka untuk kepentingan umat dan perjuangan yang
mulia.
Di
tengah arus globalisasi, tantangan yang dihadapi generasi muda semakin kompleks.
Pemuda harus mampu menyaring informasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan
zaman tanpa kehilangan identitas dan prinsip moral mereka. Dalam menghadapi
perubahan global, generasi muda harus tetap berpegang pada nilai-nilai Islam
dan memanfaatkan ilmu serta keimanan untuk menyikapi setiap situasi.
Semangat
Pembebasan dan Perjuangan
Semangat
pembebasan yang dimiliki oleh Muhammad Al-Fatih juga tercermin dalam perjuangan
kemerdekaan Indonesia. Meskipun dengan bekal yang seadanya, para pejuang
kemerdekaan berhasil mengalahkan penjajah yang lebih kuat. Semangat yang sama
harus dimiliki oleh generasi muda untuk melawan ketidakadilan dan ketimpangan
di masyarakat. Seperti dalam perjuangan para pejuang kemerdekaan, generasi muda
harus memiliki keyakinan dan keberanian untuk bertindak demi kebaikan bersama.
Rasulullah
SAW dan para sahabatnya adalah teladan utama dalam menjalani kehidupan dengan iman
dan keberanian. Pemuda harus mempelajari dan mencontoh sikap serta tindakan
mereka. Salah satu teladan yang patut dicontoh adalah keberanian Muhammad
Al-Fatih yang dipenuhi dengan kecerdasan dan kebijaksanaan. Melalui teladan
ini, pemuda dapat belajar bagaimana menjalankan peran mereka sebagai pemimpin
dan pembawa perubahan di era modern.
Untuk
mewujudkan generasi yang bijak, cerdas, dan pemberani, pemuda harus berkomitmen
untuk terus mengembangkan diri. Ini meliputi penguatan ilmu pengetahuan,
pembentukan karakter yang kuat, dan kesiapan untuk berkontribusi dalam berbagai
aspek kehidupan. Pemuda yang memiliki keempat persiapan ini akan mampu
menghadapi tantangan dan menciptakan perubahan positif di masyarakat.
Peran
Generasi Muda Muhammadiyah
Dalam
konteks ini, Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) berperan sebagai wadah yang
menawarkan alternatif bagi pemuda untuk berkontribusi di masyarakat. AMM yang
mencakup berbagai organisasi muda di bawah Persyarikatan Muhammadiyah harus
berupaya untuk mengarahkan para generasi muda menuju nilai-nilai Islam yang
luhur, meninggalkan budaya hedonis untuk mengadopsi budaya kreatif yang dijiwai
nilai-nilai Islam.
AMM
memiliki beberapa fungsi penting, di antaranya sebagai agen perubahan sosial
yang tidak hanya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, tetapi juga menjadi
wadah bagi aspirasi dan pengembangan karakter yang berlandaskan nilai-nilai
Islam sesuai pemahaman Muhammadiyah. Melalui gerakan ini, pemuda didorong untuk
aktif dalam advokasi sosial dan politik, memperjuangkan hak-hak masyarakat,
serta menjadi contoh teladan dalam menjaga moral dan etika islami. Sebagai
gerakan pemuda Islam, AMM juga berfungsi untuk menyemai nilai-nilai persatuan,
kebangsaan, dan persaudaraan dalam keragaman umat, sekaligus menghapuskan
budaya destruktif dengan menggantinya dengan budaya kreatif, kritis, dan
produktif yang membebaskan, sesuai dengan ajaran Islam yang rahmatan lil
'alamin.
Dengan
memperhatikan keteladanan dari para pejuang Islam terdahulu, AMM diharapkan
dapat menghadapi tantangan zaman dengan cara yang relevan dan efektif. Generasi
AMM harus mempersiapkan diri dalam empat aspek utama: keilmuan, keimanan,
jasmani, dan finansial. Persiapan ilmiyah membantu dalam menentukan arah hidup,
keimanan yang kuat penting untuk menghadapi godaan, fisik yang sehat diperlukan
untuk melaksanakan tanggung jawab, dan harta untuk mendukung perjuangan di
jalan Allah SWT.
AMM
harus mencerminkan nilai-nilai yang diajarkan oleh para pendahulu, seperti yang
ditunjukkan dalam ayat Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW. Gerakan ini harus
menggabungkan prinsip-prinsip Islam dengan pendekatan yang adaptif terhadap
perubahan zaman, memastikan bahwa nilai-nilai Islam dibumikan dalam kehidupan
sehari-hari. Sebagai gerakan sosial, AMM harus kritis terhadap ketidakadilan
sosial dan memperjuangkan hak-hak masyarakat yang terabaikan. Dalam ranah
politik, AMM harus berperan strategis tanpa terjebak dalam politik kekuasaan yang
bersifat pragmatis. Peran politik AMM penting untuk mempengaruhi kebijakan yang
berpihak pada rakyat, terutama generasi muda. Di sisi kebudayaan, AMM
diharapkan mampu membangun dan mengembangkan seni dan budaya yang membebaskan
dan penuh semangat perjuangan. Gerakan ini perlu menghapus budaya konsumtif dan
hedonis, menggantinya dengan budaya amar makruf nahi munkar.
Harapan
Mengambil
pelajaran dari sejarah dan teladan yang ada, generasi muda saat ini diharapkan
dapat mengatasi tantangan yang ada dengan penuh keberanian dan kebijaksanaan.
Seperti Muhammad Al-Fatih yang menginspirasi dengan kepemimpinan dan
keberaniannya, pemuda saat ini juga diharapkan dapat menjadi agen perubahan
yang efektif. Dengan persiapan ilmiyah, ruhiyah, jasadiyah, dan maliyah, serta
semangat pembebasan dan perjuangan, generasi muda dapat mencapai prestasi yang
gemilang dan membawa kebaikan bagi umat dan bangsa. Sebagai gerakan muda, AMM
harus dapat berperan sebagai pelopor perubahan positif dalam masyarakat,
mengarahkan generasi muda untuk menjadi pemimpin yang bijaksana, cerdas, dan
berani menghadapi tantangan zaman. Wallahu a’lam.
*) Tulisan ini sebelumnya dimuat di Majalah Tabligh edisi No. 10/XXII | Rabiul Akhir 1446 H / Oktober 2024 M
Tidak ada komentar: