Andika Rahmawan
Wakil Sekretaris Majelis Tabligh PDM Sukoharjo,
Guru SMP Muhammadiyah Imam Syuhodo
Di Persyarikatan Muhammadiyah, keberadaan
Majelis Tabligh menjadi salah satu pilar utama yang menopang gerakan dakwahnya.
Dengan visi amar ma’ruf nahi munkar, Majelis Tabligh bertanggung jawab
menyampaikan kepada umat ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan
As-Sunnah Al Maqbulah dalam pemahaman Muhammadiyah. Tugas ini menjadikan
Majelis Tabligh jembatan antara hasil kajian Majelis Tarjih dan kehidupan umat
sehari-hari. Secara singkat dapat
dikatakan bahwa jika produk keagamaan Persyarikatan dilahirkan oleh Majelis
Tarjih, maka Majelis Tabligh yang bertugas untuk mensosialisasikannya pada umat.
Mendakwahkan Tauhid Mengawal Tajdid
Mendakwahkan tauhid adalah misi fundamental
Majelis Tabligh. Tauhid yang merupakan inti ajaran Islam, menjadi dasar
keyakinan yang harus ditanamkan kepada umat. Dalam dakwahnya, Majelis Tabligh harus
selalu menekankan pentingnya keimanan yang bersih dari segala bentuk takhayul,
bid’ah, khurafat, dan syirik yang berpotensi merusak hubungan manusia dengan
Allah SWT.
Karena tidak dapat dipungkiri bahwa dalam
masyarakat hingga saat ini masih terdapat berbagai kepercayaan dan praktik yang
menyimpang dari prinsip tauhid. Oleh karena itu, dakwah tauhid bertujuan untuk
membebaskan umat dari belenggu pemahaman yang keliru. Tauhid yang murni menjadi
landasan bagi keyakinan beragama yang kokoh, mengantarkan manusia kepada
hubungan yang harmonis dengan Allah SWT.
Selain mendakwahkan tauhid, Majelis Tabligh juga
bertanggungjawab dalam mengawal tajdid. Tajdid, yang bermakna pembaruan dan
pemurnian, telah menjadi semangat dakwah Muhammadiyah sejak awal berdirinya.
Dalam bidang muamalah duniawiyah, tajdid diwujudkan melalui inovasi yang
menjawab kebutuhan zaman. Sementara dalam bidang akidah dan ibadah, tajdid
berfokus pada pemurnian dari praktik-praktik yang menyimpang dari ajaran
Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Mengawal tajdid berarti menjaga agar gerakan
pembaruan Muhammadiyah tetap relevan dan berada di atas landasan yang benar.
Majelis Tabligh harus selalu memastikan bahwa dakwah yang dilakukan tidak hanya
menyampaikan ajaran Islam yang murni, tetapi juga menjawab tantangan zaman.
Dengan demikian, Islam tidak hanya menjadi pedoman spiritual, tetapi juga
solusi bagi permasalahan umat.
Menyelaraskan antara mendakwahkan tauhid dan
mengawal tajdid seharusnya adalah fondasi dan identitas dakwah Muhammadiyah
yang diimplementasikan terutama oleh Majelis Tabligh. Keduanya bagaikan dua
sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Tauhid memberikan dasar keimanan
yang kuat, sementara tajdid memastikan bahwa ajaran Islam tetap relevan dan
aplikatif. Keduanya bersatu dalam berbagai program dakwah, yang diimplementasikan
oleh bidang-bidang yang dimiliki dalam struktural Majelis Tabligh.
Untuk mendakwahkan tauhid dan mengawal tajdid,
Majelis Tabligh punya Bidang Pemberdayaan Korps Mubaligh dan Kemasjidan
yang harus memberikan perhatian khusus pada penguatan kapasitas para mubaligh
Muhammadiyah. Selain itu, bekerjasama dengan Lembaga Pengembangan Cabang
Ranting dan Pembinaan Masjid (PPCR-PM), bidang ini juga bertugas meningkatkan
peran masjid sebagai pusat peradaban Islam.
Selain itu ada pula Bidang Pendidikan,
Pelatihan, dan Kaderisasi Mubaligh yang berfungsi membentuk dan
mengembangkan kader-kader mujahid dakwah yang tangguh. Pelatihan intensif bagi
mubaligh diarahkan agar mereka tidak hanya memahami Islam secara mendalam
tetapi juga memiliki kemampuan komunikasi yang efektif dalam menyampaikan pesan
dakwah. Sehingga mubaligh Muhammadiyah dapat menjadi solusi bagi permasalahan
umat.
Mencerahkan Menggerakkan Menggembirakan
Sejak Periode lalu Majelis Tabligh punya tagline
mencerahkan, menggerakkan, menggembirakan. Dakwah memang harus menekankan
aspek mencerahkan, berarti memberikan pemahaman yang mendalam kepada umat
tentang ajaran Islam, membebaskan mereka dari kebodohan, dan membawa pencerahan
intelektual. Dalam hal ini, Majelis Tabligh tidak hanya berfokus pada aspek
spiritual tetapi juga aspek intelektual, sosial, dan budaya.
Majelis Tabligh harus senantiasa mendorong umat
untuk bergerak maju. Menggerakkan berarti menginspirasi dan memotivasi
masyarakat untuk menjalani kehidupan yang lebih baik sesuai dengan tuntunan
Islam. Kegiatan dakwah dirancang untuk menciptakan umat yang aktif, produktif,
dan berdaya, sehingga dapat memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan umat
yang berkemajuan.
Menggembirakan juga merupakan elemen penting
dalam gerakan dakwah Majelis Tabligh. Menggembirakan berarti menyampaikan pesan
dakwah dengan ramah dan penuh kasih sayang. Ini mencerminkan bahwa Islam adalah
agama yang membawa rahmat dan kebahagiaan, bukan menebar kebencian dan
menyusahkan. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dari sahabat Abdullah bin Mas’ud
RA, "Mudahkanlah, janganlah mempersulit; berilah kabar gembira, dan
janganlah membuat mereka lari." (HR. Bukhari dan Muslim)
Di era digital, tantangan dakwah semakin
kompleks. Majelis Tabligh harus menjawab tantangan ini dengan memanfaatkan
teknologi informasi. Dari segi struktural Majelis Tabligh didukung adanya Bidang
Sistem Informasi Dakwah dan Digitalisasi Tabligh yang dapat memanfaatkan
teknologi informasi untuk memperluas jangkauan dakwah. Media sosial, situs web,
dan aplikasi daring menjadi alat utama bidang ini untuk menjangkau lebih banyak
sasaran dakwah, utamanya generasi muda dan masyarakat urban yang akrab dengan
dunia digital.
Majelis Tabligh juga harus berupaya menjaga
keseimbangan antara tradisi Islam dan modernitas. Dalam menyampaikan dakwah,
ajaran Islam yang diajarkan tetap berpegang pada sumber-sumber autentik, dalam
hal ini kitab-kitab turats, sementara metode penyampaiannya harus disesuaikan
dengan perkembangan zaman. Pendekatan ini membuat dakwah tetap relevan dan
menarik bagi berbagai lapisan umat.
Majelis Tabligh juga mesti bekerjasama dengan
majelis-lembaga lain dan amal usaha/institusi di bawah naungan Muhammadiyah. Seperti
Majelis Tarjih, untuk memastikan bahwa materi dakwah yang disampaikan sesuai
dengan kaidah yang telah ditetapkan. Sinergi dengan Perguruan Tinggi
Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PTM-A) juga penting dijalin utamanya untuk menjaga
dukungan signifikan agar fasilitas dakwah dapat dipenuhi. Sinergi ini adalah
keniscayaan untuk memperkuat dakwah sehingga memberikan manfaat yang lebih
besar kepada umat.
Di tingkat internasional, Majelis Tabligh berpotensi
untuk menjadi rujukan dakwah dunia Islam. Dengan pendekatan yang berbasis pada
ajaran Islam yang moderat, dakwah Muhammadiyah dapat menjadi model bagi gerakan
Islam di berbagai negara. Apalagi di Majelis Tabligh saat ini ada Bidang
Tabligh Global dan Kerja Sama yang bertugas memperluas jaringan dakwah
hingga ke tingkat internasional. Baik dengan lembaga-lembaga Islam global
maupun Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) yang menurut data (https://muhammadiyah.or.id/cabang-istimewa)
saat ini jumlahnya mencapai 29. Bidang ini berperan dalam mempromosikan model
dakwah Muhammadiyah sebagai solusi atas tantangan global umat Islam dengan
mengedepankan Islam yang moderat dan toleran.
Dakwah Majelis Tabligh tidak hanya bersifat
verbal tetapi juga dalam bentuk amal perbuatan nyata. Majelis Tabligh harus turut
mendukung program-program sosial untuk meningkatkan kualitas hidup dan
pembinaan jamaah. Hal ini mencerminkan bahwa dakwah Muhammadiyah bersifat
holistik, mencakup aspek spiritual, intelektual, dan sosial.
Kegiatan sosial relevan diaplikasikan oleh Bidang
Pembinaan Remaja dan Keluarga yang menitikberatkan pada pembinaan generasi
muda dan keluarga sebagai inti dari umat. Dengan program yang dirancang khusus
untuk anak muda, bidang ini diharapkan dapat menjawab tantangan era digital,
seperti krisis moral dan sosial, dengan pendekatan dakwah yang relevan.
Selain itu juga bisa dilakukan oleh Bidang
Pembinaan Jamaah yang berfungsi memastikan bahwa warga Muhammadiyah
mendapatkan bimbingan yang optimal dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam.
Pembinaan tidak hanya dilakukan melalui program keagamaan, seperti pengajian
rutin, tetapi juga pelayanan sosial berbasis masjid. Para mubaligh tidak hanya
menyampaikan pesan tetapi juga mendengarkan aspirasi dan kebutuhan umat. Hal ini
dapat memperkuat hubungan antara mubaligh dan umat, sehingga dakwah menjadi
lebih efektif.
Dalam menjalankan tugasnya, Majelis Tabligh
menghindari pendekatan yang eksklusif. Sebaliknya, dakwah yang dilakukan
bersifat inklusif, merangkul semua kalangan tanpa memandang perbedaan latar
belakang. Pendekatan ini diharapkan dapat mempererat ukhuwah Islamiyah dan
persatuan umat.
Di tengah tantangan global, Majelis Tabligh juga
harus menyadari pentingnya inovasi dalam dakwah. Oleh karena itu,
langkah-langkah strategis harus terus dilakukan untuk memastikan bahwa dakwah
tetap relevan dan efektif di era modern. Maka relevan dengan adanya Bidang Riset,
Inovasi, dan Publikasi Tabligh yang fokus pada pengembangan dakwah berbasis
penelitian. Dengan riset, bidang ini menghasilkan materi dakwah yang akurat dan
update, disertai inovasi dalam metode penyampaiannya. Publikasi berbagai
produk dakwah juga menjadi bagian penting untuk menjangkau mad’u yang
lebih luas.
Dengan semangat mencerahkan, menggerakkan, dan
menggembirakan, Majelis Tabligh Muhammadiyah harus terus berupaya menjadi
pelopor dalam dakwah Islam yang berkemajuan. Dakwah yang dilakukan tidak hanya
bertujuan untuk menyampaikan ajaran Islam tetapi juga untuk membangun
masyarakat yang adil, sejahtera, dan diridhai Allah SWT.
Melalui kerja keras yang dilakukan dengan penuh
keikhlasan, Majelis Tabligh akan terus menjadi motor penggerak dakwah
Muhammadiyah yang membawa pencerahan, kegembiraan, dan kemajuan bagi umat
manusia. Dengan mendakwahkan tauhid, mengawal tajdid, dan mengedepankan
nilai-nilai Islam yang moderat, cita-cita Muhammadiyah untuk mewujudkan
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dapat tercapai. Semoga!
*) Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Tabligh edisi No. 1/XXIII - Januari 2025 M / Rajab 1446 H
Tidak ada komentar: