MARHABAN YAA RAMADHAN
Oleh: Harjanto, S.Pd.I
Koordinator Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) Majelis Tabligh PDM Sukoharjo
Hadirin yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala
Bulan Ramadhan ibarat tamu istimewa yang
sepantasnya kita sambut dengan sebaik-baiknya.
Tamu dalam Islam
sangat dimuliakan, sebagaimana Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ أَنَّ
رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ
بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ
يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ
بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ.(رَوَاهُ البُخَارِيُّ
وَمُسْلِمٌ)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang beriman kepada
Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Siapa saja yang
beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya. Siapa
saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari, no. 6018,
6019, 6136, 6475 dan Muslim, no. 47)
Keistimewaan atau
keutamaan bulan Ramadhan ibarat tamu istimewa tersebut salah satunya adalah
dibukanya pintu-pintu
surga dan ditutupnya pintu-pintu
neraka serta dibelenggunya syetan-syetan.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam:
وَعَنْهُ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ اَنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلّى اللَّهِ
عَلَيْهِ وَسَلّمَ قَالَ : اِذا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ اَبْوَابُ الجَنَّةِ
وَغُلِقَتْ اَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ (متفق عليه)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu bahwasanya Rasullullahi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “apabila bulan Ramadhan
datang maka dibukalah pintu-pintu
surga dan ditutuplah pintu-pintu
neraka serta dibelenggulah setan-setan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadirin yang dirahmati
Allah Subhanahu wa Ta’ala
Allah Subhanahu wa
Ta’ala memberikan keistimewaan yang begitu banyak pada bulan Ramadhan agar umat
muslim dapat menggunakan momentum tersebut untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, mendapatkan
rahmat-Nya, diampuni dosa-dosanya sehingga
pantas masuk surga-Nya. Maka rugilah bagi orang yang keluar dari bulan Ramadhan
belum terampuni dosanya bahkan dalam puasanya hanya mendapatkan haus dan dahaga
saja. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak
mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thabraniy
dalam Al Kabir dan sanadnya tidak mengapa. Syaikh Al Albani
dalam Shahih At Targib wa At Tarhib no. 1084)
Sebagai seorang muslim, bagaimana seharusnya menyambut
bulan Ramadhan? Seorang muslim
yang cerdas akan berlomba-lomba mengambil
setiap peluang yang ada untuk mengumpulkan kebaikan (pahala) sebanyak-banyaknya sebagai bekal kehidupan
akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فَٱستَبِقُواْ ٱلخَيرَٰتِۚ أَينَ مَا تَكُونُواْ يَأتِ بِكُمُ ٱللَّهُ
جَمِيعًاۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيءٖ
“Maka
berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti
Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS.
Al-Baqarah [2]:148)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ
“Bersemangatlah dalam menggapai hal yang
bermanfaat untukmu.” (HR. Muslim. No. 2664)
Hadirin yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala
Seorang muslim
bersemangat dan berlomba-lomba dalam menyambut Ramadhan hendaknya dengan cara-cara yang
benar sebagaimana berikut:
Pertama, Berdo’a kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala agar dipertemukan dengan bulan Ramadhan dalam keadaan
sehat wal afiyat sehingga dapat menjalankan amalan-amalan bulan Ramadhan
secara maksimal. Doa yang kita baca ketika datang bulan Ramadhan di antaranya:
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـي رَمَضَانَ
وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلاً
“Ya Allah, antarkanlah
aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah
amal-amalku di bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264)
Generasi terbaik
terdahulu (as-salaf ash-shalih) juga berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar menyampaikan mereka pada bulan Ramadhan dan menerima amal-amal mereka. Maka apabila telah
tampak hilal bulan Ramadhan, berdoalah pada Allah Subhanahu wa
Ta’ala:
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ وَالْإِيمَانِ،
وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ، وَالتَّوْفِيقِ لِمَا نُحِبُّ وَتَرْضَى، رَبُّنَا
وَرَبُّكَ اللَّهُ
“Allahu akbar, ya Allah jadikanlah hilal itu bagi kami dengan membawa
keamanan dan keimanan, keselamatan dan Islam, dan membawa taufik yang
membimbing kami menuju apa yang Engkau cintai dan Engkau ridhai. Tuhan kami dan
Tuhan kamu (wahai bulan), adalah Allah.”
(HR. Ahmad 888, Ad-Darimi dalam Sunannya no. 1729, dan
dinilai shahih oleh Syua’ib Al-Arnauth dalam Ta’liq Musnad Ahmad, 3/171)
Kedua, Berbekal ilmu tentang hukum-hukum yang berkaitan dengan bulan Ramadhan, termasuk di dalamnya ilmu
tentang puasa Ramadhan. ilmu merupakan unsur penting dalam beramal, sebelum
beramal hendaknya berilmu. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah dalam
Tsalatsatul Ushul berkata:
”وَقَالَ البُخَارِيُّ رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى: بَابُ: العِلْمُ قَبْلَ القَوْلِ وَالْعَمَلِ، وَالدَّلِيلُ قَوْلُهُ
تَعَالَى: {فَاعْلَمْ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ} فبدأ بالعلم قبل
القول والعمل“.
Imam Bukhari rahimahullah
berkata, “Bab ilmu sebelum berkata dan beramal, dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa
Ta’ala (yang artinya) maka ketahuilah, bahwa
sesungguhnya tidak ada illah (sesembahan) selain Allah dan mohonlah ampunan
bagi dosamu.” (QS. Muhammad : 19). Dalam ayat ini, Allah memulai dengan ilmu lalu
beramal.
Hadirin yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala
Barang siapa yang beramal tanpa ilmu maka
tidak sempurna amalnya bahkan bisa tertolak amalnya. Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Siapa yang beramal tanpa dasar dari kami,
maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim, no. 1718)
Ketiga, Membuat planing/perencanaan program amalan-amalan bulan Ramadhan agar mendapatkan banyak kebaikan
(pahala) di dalamnya. Perencanaan yang baik adalah separuh dari keberhasilan,
ketika kita gagal membuat rencana artinya kita sedang berencana untuk gagal. Maka
perencanaan program yang baik dalam mengisi bulan Ramadhan adalah semua
aktivitas kita tidak terlewat sedetik pun dari bentuk ibadah dan ketaatan
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Berkaitan
dengan perencanaan Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلتَنظُرۡ نَفسٞ مَّا
قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَخَبِيرُۢ بِمَا تَعمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Qs. Al Hasyr [59]: 18)
Keempat, Menyiapkan materi secara maksimal untuk bersedekah. Kebaikan di bulan
Ramadhan pahalanya dilipat gandakan termasuk bersedekah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى
سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى
وَأَنَا أَجْزِى بِه
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh
manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh
ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa.
Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no.
1151)
Hadirin yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala
Kelima, Bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas nikmat bertemu dengan bulan Ramadhan. Selayaknya
seorang muslim senantiasa bersyukur dan tidak kufur atas nikmat yang telah
diterimanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
وَإِذۡ تَأَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَئِن شَكَرتُمۡ لَأَزِيدَنَّكُمۡۖ وَلَئِن كَفَرتُمۡ
إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٞ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim [14]:7)
Imam An-Nawawi rahimahullah dalam Al-Adzkaar
berkata, “Ketahuilah, dianjurkan bagi siapa saja yang mendapatkan suatu nikmat
atau dihindarkan dari kemurkaan Allah, untuk bersujud syukur kepada Allah
Ta’ala, atau memuji Allah (sesuai dengan apa yang telah diberikan-Nya).”
Keenam, Hati senang dan gembira karena Allah Subhanahu wa
Ta’ala memberikan karunia dan rahmat-Nya sehingga
bisa bertemu dengan bulan Ramadhan. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
قُلۡ بِفَضلِ ٱللَّهِ وَبِرَحمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَليَفرَحُواْ هُوَ خَيرٞ
مِّمَّا يَجمَعُونَ
Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan
rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya
itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan". (QS. Yunus [10]:58)
Hadirin yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
juga mengungkapkan kegembiraan kepada para sahabatnya mengenai kedatangan bulan
Ramadhan. Seperti dalam hadits riwayat Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam memberikan kabar gembira pada sahabatnya:
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم ، يقول لأصحابه
: ” قد جاءكم شهر رمضان شهر مبارك”
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam berkata pada
sahabat-sahabatnya: Sungguh telah datang kepadamu Bulan Ramadhan, Bulan yang
penuh Berkah.” (HR. Ahmad dalam Musnad (2/385)
Ketujuh, Menjaga kesehatan baik jasmani maupun rohani. Kesehaatan adalah faktor
penting suksesnya melakukan sebuah amal. Ingin beramal tetapi tidak sehat, maka
amalan tersebut tidak akan terwujud. Saat bulan Ramadhan dalam kondisi sehat tentu
akan maksimal dalam menjalankan ibadah, begitu juga sebaliknya, saat bulan
Ramadhan dalam kondisi tidak sehat tentu tidak akan maksimal dalam menjalankan
ibadah. Begitu pentingnya kesehatan bagi manusia, maka Rasullullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah berwasiat jagalah lima perkara
sebelum datang lima perkara yang salah satu isinya adalah jagalah sehatmu
sebelum sakitmu.
Kedelapan, Bertekad kuat melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan untuk mendapatkan ridha Allah Subhanahu
wa Ta’ala, baik ibadah mahdhah maupun ghairu mahdhah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ
لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami,
benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan
sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-‘Ankabut [29]: 69)
Contoh ibadah mahdhah yang dapat kita lakukan di bulan
Ramadhan antara lain shalat, puasa,
zakat, umrah. Sedaangkan ibadah ghairu mahdhah
yang dapat kita lakukan antara lain berbuat baik kepada orang tua, memberi
nafkah kepada anak dan istri, berbuat baik terhadap saudara, kerabat dan
sebagainya.
Hadirin yang dirahmati
Allah Subhanahu wa Ta’ala
Begitulah semestinya
seorang muslim menyambut bulan Ramadhan yang datang sebulan dalam satu tahun.
Jauhnya dirindukan, datangnya diharapkan, penuhi dengan amal kebaikan. Marhaban
Yaa Ramadhan. Wallahu a’lam bish shawab.
Tidak ada komentar: