headlines

    5:40 PM
  • Seandainya Ini Ramadhan Terakhir Kita

    Posted by Imam Syuhodo TV

     SEANDAINYA INI  RAMADHAN TERAKHIR KITA Oleh: H. TARNO, S.Ag Anggota Majelis Tabligh PDM Sukoharjo   Ma’asyiral muslimin rahimakumu...

    Read More

  • Pentingnya Istiqamah dalam Beribadah

    Posted by Imam Syuhodo TV

     Pentingnya Istiqamah dalam Beribadah Oleh: Suwarno Ketua Majelis Tabligh PCM Bulu   Ramadhan telah mengubah hidup kita. Banyak kaum mus...

    Read More

  • Malas No More, Shalat Forever

    Posted by Imam Syuhodo TV

     Malas No More, Shalat Forever Oleh: Shafni Ulwan Tansiqi, S.Ag   اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقّ...

    Read More

  • Qadha atau Nyawal dulu?

    Posted by Imam Syuhodo TV

     Qadha atau Nyawal dulu? Dr. H. Ali Trigiyatno, M.Ag Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wa barakatuh. الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِع...

    Read More

  • Menggapai Lailatul Qadar

    Posted by Imam Syuhodo TV

     Menggapai Lailatul Qadar Oleh: H. Bimawan Syamsudin, S.P Pembina Majelis Tabligh PDM Sukoharjo   لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ ...

    Read More

  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Diberdayakan oleh Blogger.

New

Artikel

Kolom Guru

Prestasi

Agenda Sekolah

Info Pendaftaran

» » » Mujahadah di Sepuluh Akhir Ramadhan
Imam Syuhodo TV


MUJAHADAH DI SEPULUH AKHIR RAMADHAN

Dr. Ir. H. Abu Zakariya Sutrisno, S.T, M.Sc, Ph.D

Wakil Ketua PCM Sukoharjo

 

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan kita kesempatan untuk bersama-sama memasuki hari-hari terakhir di bulan Ramadan. Bulan yang penuh berkah dan ampunan ini memberikan kita peluang emas untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan meningkatkan kualitas ibadah kita.

 

Kayaknya baru kemarin kita masuk Ramadhan, ternyata tidak terasa kita sudah memasuki sepuluh hari terkhir di bulan Ramadhan. Mari kita manfaatkan sebaik-baiknya sisa Ramadhan yang ada. Kita harus semakin bersemangat dalam ibadah di sisa Ramadhan ini. Hari ini, mari kita bahas tentang Mujahadah di 10 Akhir Ramadhan, atau upaya keras dalam mencapai ketinggian spiritual di akhir bulan yang mulia ini.

 

Berikut ini beberapa poin penting berkaitan 10 hari terakhir Ramadhan:

Pertama, setiap amal tergantung penutupnya

Ramadhan adalah bulan yang penuh keutamaan dan di dalamnya disyariatkan berbagai ibadah yang mulia. Orang yang ingin mendapatkan keutamaan bulan Ramadhan secara sempurna maka hendaknya dia istiqamah beribadah pada seluruh hari di bulan Ramadhan. Terlebih lagi di hari-hari terakhir karena itu adalah penutup amalannya di bulan Ramadhan. Jangan malah sebaliknya di awal Ramadhan semangat, kemudian di akhirnya malah mengendur. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِخَوَاتِيمِهَا

“Sesungguhnya amalan-amalan itu tergantung penutupnya.” (HR. Bukhari 6493)

 

Kedua, teladan kesungguhan Rasulullah di 10 akhir Ramadhan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memperlakukan sepuluh hari terakhir Ramadhan secara istimewa. Kegiatan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam saat di awal bulan Ramadhan tidak jauh seperti hari yang lainnya, tetapi begitu memasuki supuluh hari terahir beliau bersungguh-sungguh dalam beribadah. Beliau iktikaf, qiyamul lail dan melakukan amalan lainnya. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhu berkata:

 

كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ، مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ

“Adalah Rasulullah bersungguh-sungguh pada sepuluh yang terakhir, suatu yang beliau tidak bersungguh-sungguh (seperti itu) di selainnya.” (HR. Muslim 1175)

 

Aisyah radhiyallahu ‘anhu juga berkata:

 

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ العَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

“Adalah Rasulullah apabila masuk sepuluh hari (terakhir Ramadhan), beliau mengencangkan kain sarungnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.” (HR Bukhari 2024 dan Muslim 1174)

 

Dan demikian juga para sahabat dan kaum salafus shalih setelahnya, mereka menjadikan penghujung Ramadhan untuk fokus beribadah. Mereka puasa di siang hari, dan bangun berdiri di malam hari untuk qiyamul lail. Jauh sekali perbandingannya dengan kaum muslimin di saat ini, menjelang Ramadhan berakhir masjid-masjid semakin sepi, jama’ah shalat fardhu dan tarawih semakin berkurang. Sebaliknya pasar-pasar semakin ramai, mall dan pusat perbelanjaan lainnya semakin membludak pengunjungnya. – Allahu musta’an-

 

Ketiga: Mencari lailatul qadar

Malam lailatul qadar adalah malam yang sangat mulia. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan bahwa malam itu lebih baik dari seribu bulan. Untuk itu sudah semestinya seorang muslim berusaha bersungguh-sungguh ibadah untuk mendapatkan keutamaan malam lailatul qadar. Dalam banyak haditsnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan bahwa malam lailatul qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan,  terjadi di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Terlebih khusus lagi di malam yang ganjil. Di antaranya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ القَدْرِ فِي العَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

“Carilah malam lailatul qadar di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari 2020)

 

Keempat: memperbanyak qiyamul lail

Memperbanyak qiyamul lail (shalat malam) di bulan Ramadhan adalah amalan yang sangat utama apalagi di sepuluh hari terakhir dimana diharapkan salah satu malamnya bertepatan dengan lailatul qadar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ، وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ القَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِه

“Barangsiapa mendirikan (shalat malam) Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala maka diampuni dosanya yang telah lalu. Barangsiapa mendirikan malam lailatul qadar karena keimanan dan mengharap pahala maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari 2014)

 

Oleh karena itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berusaha dengan sungguh-sungguh menghidupkan sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan dan juga membangunkan keluarganya untuk menghidupkan malam (sebagaimana disebutkan dalam hadits yang sebelumnya).

 

Kelima: beri’tikaf di sepuluh hari terakhir Ramadhan

Di antara petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah beriktikaf di sepuluh hari terakhir Ramadhan. Beliau selalu beriktikaf di sepuluh akhir Ramadhan sampai beliau wafat. Beliau hanya meninggalkan sekali, yaitu saat Fathul Makkah (8 Hijriah) tetapi beliau pun mengadha’nya (mengganti iktikaf di hari lain). Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:

 

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كَانَ يَعْتَكِفُ العَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ

“Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wasallam dahulu biasa beriktikaf di sepuluh terakhir Ramadhan sampai Allah mewafatkan beliau. Kemudian para istrinya juga beriktikaf setelahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan kita menghidupkan sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan ini dan semoga Allah menerima amalan kita di bulan yang penuh keberkahan ini. Aamiin.

«
Next
Dahsyatnya Do’a di Bulan Ramadhan
»
Previous
Ramadhan Dan Nilai-Nilai Tauhid
Pages 14123456 »

Tidak ada komentar:

Leave a Reply